Ilmu Alamiah Dasar: Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya, serta Ekologi
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA SERTA EKOLOGI
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN
PERSEBARANNYA
Latar
Belakang
Makhluk hidup di dunia ini
sangatlah beragam jenisnya, baik itu tumbuhan maupun hewan. Di lingkungan
sekitar, kita dapat menemui berbagai jenis makluk hidup, seperti berbagai jenis
hewan misalnya ayam, semut, sapi, dan sebagainya, berbagai jenis tumbuhan
misalnya jeruk, mangga, pisang, dan tumbuhan lainnya yang ada disekitar kita.
Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah
keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati.
Dari berbagai makhluk hidup
yang banyak jenisnya, para peneliti mengklasifikan makhluk hidup ini. Adanya
klasifikasi makhluk hidup ini dikarenakan adanya persamaan dan perbedaan
ciri-ciri morfologi, anantomi, dan tingkah laku. Kegiatan pengklasifikasian
makhluk hidup dilakukan bertujuan untuk mempermudah manusia dalam mengenal
berbagai jenis hewan dan tumbuhan, juga mempermudah untuk memberikan penamaan
terhadap suatu individu.
Keanekaragam meliputi variasi
bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk
hidup yaitu oleh adanya mekanisme
evolusi.
Makhluk hidup dari waktu ke
waktu terus berkembang dan tersebar dimana-mana. Sebagai sesama makhluk hidup
kita perlu mengetahui apa dan bagaimana keanekaragaman makhluk hidup yang ada
di sekitar, karena itu perlu adanya pembahasan masalah keanekaragam makhluk
hidup dan persebarannya untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang keanekaragam
makhluk hidup yang ada.
Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat
mempertahankan dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat
berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya. Dalam dunia biologi yang termasuk
ke dalam golongan makhluk hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri,
tumbuhan, hewan, dan manusia.
Berikut adalah pengertian makhluk hidup menurut para
ahli:
1. Helena Curtis
Pengertian Makhluk Hidup menurut Helena Curtis (1975)
adalah sesuatu yang bisa memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya
dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain, dapat beradaptasi dengan
lingkungannya, bisa merespon bila ada rangsangan, bersifat homeostatis,
kompleks dan terorganisir dengan baik, dapat bereproduksi atau berkembang biak
serta dapat tumbuh dan berkembang.
2. Kimball
Pengertian makhluk hidup menurut Kimball (1983) adalah
sesuatu yang memiliki lima cirri, yaitu dapat berevolusi, responsif, dapat
bereproduksi, dapat melakukan metabolism, dan bersifat rumit.
3. Dwijoseputro
Pengertian makhluk hidup menurut Dwijoseputro (1998)
adalah adalah sesuatu yang dapat melakukan metabolisme, dapat melakukan gerak,
dapat tumbuh, dapat bereproduksi, dan responsif.
Menurut New Mexico Tech, semua makhluk hidup
menampilkan tujuh karakteristik kehidupan, yaitu terdiri dari sel-sel, secara
kompleks terorganisir, mengambil energi dan menggunakannya tidak hanya untuk
merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh dan mempertahankan dirinya,
memiliki kemampuan untuk mereproduksi, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan lingkungan.
Pengertian Keanekaragaman Makhluk Hidup
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan sejumlah
variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang
disuatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di bumi kita
ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan
bermacam-macam makhluk hidup.
Klasifikasi Keanekaragaman Makhluk Hidup
Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi adalah suatu cara
pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi
menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun
hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan
ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan
lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali
diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan
oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang
dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan
sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu
organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah.
Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa
Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk
pendidikan resmi.
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup
adalah:
a) Mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki,
b) Mengetahui ciri-ciri
suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis
lain,
c) Mengetahui hubungan
kekerabatan makhluk hidup,
d) Memberi nama makhluk hidup yang belum
diketahui namanya atau belum memiliki nama.
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki
manfaat bagi manusia, antara lain:
a) Klasifikasi memudahkan
kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam,
b) Klasifikasi membuat kita
mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup,
c) Klasifikasi memudahkan
komunikasi Para ahli biologi masih menggunakan buku
Linnaeus yang berjudul
Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758
sebagai dasar untuk
klasifikasi ilmiah.
Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup.Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah
proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang
akan diklasifikasi.Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup
kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri
serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit
yang disebut takson. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini
diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok
makhluk hidup.
Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Dalam klasifikasi makhluk hidup yang
jumlahnya banyak dan beranekaragam dipilah dan dikelompokkan. Kelompok-kelompok
tersebut disebut dengan takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam
klasifikasi.
Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi
tumbuhan dan hewan antara lain :
Kingdom Plantae Kingdom Animalia
1) Divisi (division) Filum
(fhylum)
2) Kelas (classis) Kelas
3) Bangsa (ordo) Ordo
4) Suku (familia) Familia
5) Marga (genus) Genus
6) Jenis (spesies) Spesies
Sebagai contoh kucing hutan dan kucing
rumah memiliki ordo yang sama, yaitu karnivora. Seluruh karnivora mempunyai
kesamaan struktur dan fungsi gigi. Dua hewan tersebut memiliki kelas yang sama,
yaitu mamalia. Mamalia memiliki rambut penutup tubuh dan menyusui
anaknya.Fillum chordata adalah tingkat takson yang lebih besar dimana kedua
kucing tersebut masuk di dalamnya bersama dengan hewan lain yang mempunyai
tulang belakang. Tingkat takson yang paling tinggi adalah kingdom Animalia, yang
mencangkup semua jenis Hewan.
Klasifikasi Berdasarkan Struktur
Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka
molekuler dari senyawa yang bersangkutan.
Menurut sistem ini, ada 4 kelas
yaitu:
a) Senyawa alifatik rantai
terbuka atau lemak dan minyak.
Contoh: asam-asam lemak,
gula, dan asam-asam amino pada umumnya
b) Senyawa alisiklik atau
sikloalifatik
Contoh: terpenoida,
steroida, dan beberapa alkaloida
c) Senyawa aromatik atau
benzenoid
Contohnya: golongan
fenolat dan golongan kuinon
d) Senyawa heterosiklik
Contoh: alkaloida,
flavonoida, golongan basa asam inti
Karena klasifikasi ini hanyalah
superfisial, maka tidak mengherankan jika suatu senyawa organik bahan alam
tertentu dapat dimasukkan kedua kelas berlainan. Contohnya: geraniol, farsenol,
dan skualen, termasuk kelas senyawa alifatik rantai terbuka, timol termasuk
senyawa aromatik. Namun, keempat senyawa tersebut merupakan anggota dari kelas
terpenoida dan steroida.
Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan
Persebarannya
1) Sistem Dua Kingdom,
Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam
sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom
Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai
ciri berdinding sel dan berklorofil.Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji. Kingdom Animalia
(kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak
berdinding sel dan idak memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini
adalah Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata,
dan Chordata.
2) Sistem Tiga Kingdom,
Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae,
dan Animalia. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri
tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang
termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan ganggang hijau-biru.Kingdom
Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputib jamur, lumut, paku, dan
tumbuhan biji. Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari
Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan
Chordata. Namun demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom
yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun 1866 mengusulkan makhluk hidup
dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia.
Kingdom Protista adalah
kelompok makhluk hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel, memiliki
membran inti, dan memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya terdiri dari
lumut dan tumbuhan berpembuluh.
3) Sistem Empat Kingdom,
Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Kingdom Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi
dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama
mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan
seperti dalam sistem tiga kingdom.
4) Sistem Lima Kingdom
Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang
ahli biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker
mengelompokkan makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae,
dan Animalia. Kingdom baru yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai
jenis makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang menyerupai jamur,
tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi,
Plantae, dan Animalia.
Disamping menggunakan ciri fisik hewan
ilmuan saat ini meneliti atau menguji DNA hewanhewan untuk pengklasifikasian.
a. Sistem Penamaan
Orang yang berjasa dalam pemberian nama
ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini adalah Carolus Linnaeus. Cara pemberian
nama itu disebut binomial nomenklatur atau tata nama binomial. Binomial
Nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang dilatinkan.
Aturan tata nama tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Kata pertama adalah
genusnya dan kata kedua adalah petunjuk jenisnya.
2. Huruf pertama nama genus
menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama
penunjuk jenis menggunakan
huruf kecil.
3. Nama genus dan petunjuk
jenis harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak
dengan huruf miring.
b. Kunci Dikotomi
Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara
penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka
dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci
analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci
analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini
sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau
kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang
disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang bertentangan satu sama lain.
Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan,
maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf.
Pemakai kunci analisis harus mengikuti baitbait secara bertahap sesuai dengan
yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum
dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan
kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari.
Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent)
dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait
ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari
pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan
bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang
memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah
berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang
sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci
parallel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun
seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait
yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama
takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama
kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang
ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulisdalam bentuk
kunci paralel.
Biogeografi
Salah satu cabang geografi adalah “biogeografi” atau
“geografi biologi”. Biogeografi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spesial makhluk hidup
pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis sesuai dengan pembagian
makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas
“geografi tumbuhan” (fitogeografi) dan “geografi hewan” (zoogeografi).
Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi
yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di
bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik,
iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Biogeografi merupakan cabang dari biologi yang
mempelajari makhluk hidup dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi
makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran
makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan. Pengetahuan
biogeografi erat kaitannya dengan klimatologi dan paleontologi.
Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman
hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi
yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan
distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk
mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya.
Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga
mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies
pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan
seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang berhubungan
juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait),
serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam.
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa
spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke
berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi
subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah
satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan
muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat
tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul.
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan
antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah
Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang
mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi
bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki
tumbuhan dan hewan yang khas dan unik. Setiap wilayah geografis tersebut
memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau
pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya rintangan tersebut, makhluk
hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya.
Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari
perubahan-perubahan geologi yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini
dan implikasinya kepada penyebaran fauna. Ilmu Biogeografi lahir di
Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris kalimat kepada Henry
Bates, “I believe the western part to be a separaed portion of continental
Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a former Pacific continent.”
(Alfred Russel Wallace, 1858).
Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal,
dalam bukunya “The World of Life” (Chapman and Hall, London), Wallace
menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi
Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari
penelitian-penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli2 fauna dan flora
ditemukan bahwa Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat
bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan bahwa
Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zone-zone biogeografi.
Konsep Garis Wallace ini mengesankan para ahli
biogeografi sebab penyebaran flora pun mengikutinya. Flora-flora pegunungan di
Sulawesi Barat mirip flora pegunungan di Kalimantan dan Jawa, sedangkan flora
di tanah yang berasal dari lapukan batuan ultrabasik d Sulawesi bagian timur
ternyata mirip flora Papua yang juga tumbuh di tanah hasil lapukan batuan
ultrabasik. Ahli flora terkenal zaman Hindia Belanda, van Steenis pada
tahun 1972 meneliti flora pegunungan Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal
lokal (autokton) dan flora asal luar (alokton).
Edwards (1964) berpendapat,
kajian biogeografi mestilah meliputi pengetahuan
tentang proses-proses pedogenik (tanah-tanih), jenis-jenis tanih dan keadaan
cuaca kerana tumbuh-tumbuhan tidak boleh dikaji berasingan daripada tanih di
mana ia tumbuh. Begitu juga dengan kepentingan manusia yang merubah
tanih dalam pelbagai aktiviti yang mereka jalankan. Dalam biogeografi, kajian tanah juga boleh dilakukan seperti kajian
mengenai bentuk guna tanah (landforms). Di samping itu,
kita juga boleh mengkaji mengenai pembentukan bahan-bahan organik di dalam
formasi tanah.
Jika dilihat dari dimensi waktu maka konsep bioregion
juga dikembangkan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan suatu daerah. Di
Amerika Utara misalnya, pemerintah Kanada dan Amerika Serikat pada tahun 1996
telah mengeluarkan definisi Bioregion yang diadaptasi dari The Bioregional
Association of North Americas (BANA).
Definisi bioregion ini mencakup :
· penemuan,
pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem alam lokal;
· pembangunan
dan penerapan cara-cara praktis berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan dasar
manusia;
· mendukung
pembangunan budaya baru berdasarkan situasi hakikat fenomena suatu
daerah
(biogeography).
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan
faktor yang menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup.
Faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan
dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang mempunyai
varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak
memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami
perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misalnya,
munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos, diperkirakan
nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika.
Faktor penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup
Keanekaragaman
makhluk hidup disuatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah
itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis,
dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh
di daerah yang dingin dan lembab. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap
keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik ( abiotik ) dan faktor
fisik ( biotik ). Yang termasuk fakor fisik ( abiotik ) adalah iklim, suhu,
kelembaban, udara, angin, air, tanah, dan ketinggian. Dan yang termasuk faktor
non fisik ( biotik ) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup terdiri dari :
1. Faktor Biotik yaitu
yang terdiri dari makhluk hidup
Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam.
2. Faktor Abiotik yaitu meliputi:
Faktor Fisik: Tanah, Cahaya, Suhu, Air dan Kelembapa.
Faktor Kimia: Kandungan Mineral, Sanitasi dan Tingkat Keasinan.
Pemanfaatan
kenekaragaman hayati secara tidak bertanggung jawab oleh manusia dapat
merugikan manusia itu sendiri, karena keanekaragaman hayati snagt penting dalam
segala bidang kehidupan, misalnya dalam bidang biologi mempunyai peranan
penting dialam ini dlam menjaga keseimbangan ekosistem. Sedangkan dalam bidang
ekonomi keanekaragaman hayati sangat bermanfaat, misalnya sebagai sumber bahan
makanan.
Penurunan keanekaragaman hayati disebabkan oleh factor-faktor berikut
:
1. Faktor Alami: Banjir, gunung meletus dan tanah longsor.
2. Faktor Manusia: Penebangan liar dan pembuangan limbah di aliran sungai.
Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem merupakan suatu satuan
lingkungan,yang terdiri dari unsure-unsur biotik,yaitu jenis-jenis makhluk
hidup,serta unsure abiotik,yaitu factor-faktor fisik (iklim,air,tanah) dan
kimia (keasaman,salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya.Gatra
yang dapat kita gunakan sebagai cirri keseluruhan ekosistem adalah energitika
(taraf trofi atau makanan,yaitu produsen,konsumen dan redusen),pendauran hara
(peran pelaksana taraf trofi) dan produktivitas (hasil keseluruhan
system).Dilihat dari komponen biotanya,jenis yangdapat hidup dalam
ekosistem,ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam
ekosistem tersebut.Selain itu,keberadaannya ditentukan pula oleh lingkungan
fisik dan kimia di sekitarnya.Dengan demikian interaksi antarorganisme
ditentukan oleh keseluruhan jenis,faktor-faktor fisik dan kimia yang menyusun
ekosistem itu.
Ekosistem terdiri dari atas perpaduan berbagai
jenis,dengan berbagai macam kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka
ragam maka jika susunan komponen jenis dan susunan factor fisik dan kimianya
berbeda,ekosistem yang dihasilkannya pun berbeda pula.Perbedaan ini juga akan
terlihat pada gatra pencirian ekosistem,yaitu perbedaan energitika,pendauran
hara,dan produktivitasnya.Dari kenyataan ini memberikan kejelasan kepada kita
adanya keanekaragaman ekosistem karena tidak mungkin semua ekosistem yang ada
itu tersusun dari organisme-organisme yang sama dengan unsure-unsur lingkungan
fisik dan kimia yang sama pula. Dua ekosistem yang berbeda akan memiliki kombinasi
komponen Abiotik dan Biotik yang berbeda pula.
Komponen
Abiotik
Komponen
abiotik yang utama antara lain air, tanah, udara, dan cahaya Matahari.
Berikut
Penjelasan dan Fungsi komponen-komponen Abiotik. antara lain sebagai
berikut....
a. Air
Air sangat
penting bagi kehidupan karena hampir 85% tubuh makhluk hidup berupa air. Air
mengandung berbagai mineral yang sangat dibutuhkan tubuh organisme. Fungsi air
bagi tubuh manusia adalah sebagai
pelarut, untuk membuang limbah, serta mengatur suhu dan reaksi metabolisme.
b. Tanah
Organisme
memerlukan tanah. Tanah Berfungsi Sebagai tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan
serta tempat berpijak dan berdiamnya binatang dan manusia. Dan tanah pula,
tumbuhan memperoleh bahan-bahan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
c. Udara
Faktor
abiotik yang terkait dengan udara antara lain kelembapan udara, suhu udara,
curah hujan, dan kandungan udara. Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting
dalam proses kelangsungan hidup organisme. Beberapa jenis organisme mampu
mengatur suhu tubuhnya agar proses kehidupan dalam tubuh dapat berjalan dengan
normal. Jenis organisme ini disebut organisme endoterm, umumnya pada aves dan mamalia. Jenis organisme lain, suhu
tubuhnya bergantung suhu lingkungan. Jika suhu di lingkungan terlalu dingin,
organism ini akan berjemur. Jika terlalu panas, akan berteduh. Organisme
semacam ini disebut organisme eksoterm, umumnya pada ikan, amfibia, dan
reptilia. Udara Sangat Penting, Karena Udara Berfungsi sebagai sumber kehidupan karna untuk pernapasan manusia dan
Sebagai proses fotosintesis pada tumbuhan, dan tumbuhan itu biasa disebut
“paru-paru dunia”
d. Cahaya
Matahari
Selain
sebagai sumber energi di Bumi, cahaya Matahari juga mempunyai peranan atau
fungsi yaitu mengatur tingkah laku
organisme. Ada organisme yang aktif di siang hari dan ada organisme yang aktif
di malam hari. Cahaya Matahari juga dapat menghancurkan atau melapukkan
batu-batuan sehingga memungkinkan organisme memanfaatkan mineral-mineral hasil
pelapukan batuan tersebut.
Komponen Biotik
Komponen Biotik adalah semua mkhluk hidup yang ada
dilingkungan. Berdasarkan peranannya, organisme dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yaitu, produsen, konsumen, dan pengurai ( decomposer).
Berikut Penjelasan dan Fungsi komponen-komponen Biotik
antaralain sebagai berikut:
a. Produsen
Produsen adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan organic dari zat anorganik. Organisme yang dapat
mengubah zat anorganik menjadi zat organic disebut organisme autotrof. Jika
energi cahaya yang digunakan organisme itu untuk menyusun zat organic, maka
organisme tersebut dinamakan organisme
fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau. Tumbuhan memanfaatkan cahaya
matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi karbohidrat. Porses
pembentukan ini disebut fotosintesis
Reaksi fotosintesis:
6
CO2 + 6H20
----->
C6H1206 + 6 °2
(Karbon dioksida + Air)
(Karbohidrat
+ Oksigen)
b.Konsumen
Konsumen adalah organisme yang tidak mampu mengubah
zat anorganik menjadi zat organik sehingga mendapatkan makanan dengan memakan
organisme lain. Organisme lain tersebut dapat berupa tumbuhan, hewan, atau sisa
organisme. Organisme yang memakan organisme lain disebut organisme heterotrof.Jika organisme heterotrof memakan organisme autotrof, organisme ini
disebut konsumen primer atau konsumen pertama. Konsumen primer juga disebut herbivora karena memakan tumbuhan
secara langsung
Dari hasil di atas dapat menyusun suatu kesimpulan
bahwa suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri dari kombinasi organism dan
unsure.
Keanekaragaman Jenis
Jenis (spesies) merupakan suatu satuan organisme yang
dapat dikenal dari bentuk atau penampilannya dan terdiri atas pengelompokkan
populasi atau gabungan individu yang mampu kawin sesamanya secara bebas (tetapi
tidak dapat melakukannya dengan jenis lain),untuk menghasilkan keturunan yang
menyerupai tetuanya.Untuk kelompok individu yang tidak berbiak secara
kawin,misalnya pada kebanyakan jenis mikrobiota batasan jenis dintentukan oleh
kemampuannya dalam menduduki relung yang sama.Jenis itu terbentuk oleh
kesesuaian kandungan genetic yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan
lingkungan tempat hidupnya.Lingkungan tempat hidup jenis itu beraneka
ragam,jenis yang dihasilkan pasti akan beranekaragam pula.Proses terjadinya
jenis,pada umumnya berlangsung selama bermiliar
Faktor kebakaan (susunan genetic) suatu
jenis,diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.Oleh karena
itu,anggota jenis yang sama akan memiliki kerangka dasar komponen genetic
(kromosom) yang sama.Sebaliknya kerangka dasar komponen genetic (kromosom)
jenis yang berbeda akan berbeda pula.Perbedaan ini terjadi dalam rangka
penyesuaian suatu jenis terhadap lingkungan tempat hidupnya.Jika lingkungan ini
berubah,pasti akan terjadi proses penyesuaian baru oleh jenis yang
bersangkutan.Dalam skala waktu yang sangat panjang,besar kemungkinan,jenis yang
mengalami penyusuaian ini akan berevolusi dan membentuk jenis-jenis baru
(dengan demikian menambah keanekaragaman jenis ) atau punah karena tidak dapat
menyesuaikan diri karena secara alami lingkungan terus menerus mengalami
perubahan maka proses penyesuaian atau akan terus menerus terjadi.Kini di dunia
terdapat sekitar 325.000 jenis tumbuhan,1.6.000.000 jenis hewan dan 160.000
jenis jasad renik.Masing- masing jenis ini merupakan keseutuhan yang terpisah
dan memiliki karakter serta kekhasan sendiri-sendiri,baik sifat-sifat dalam
maupun sifat-sifat luarnya (seperti daya berbiak,ketahanan terhadap
penyakit,daya asing,kemampuan berpencar,ukuran tubuh dan ukuran individu.
Kekayaan jenis makhluk hidup di Indonesia
DUNIA
DIVISI/FILUM
Nama Umum
Indonesia
Monera
Bacteria
Bakteri dan ganggang
300
Fungi
Cyanophyceae
Biru
12.000
Plantae
Myco & Eumycota
Algae
Bryophyta
Pteridophyta
Jamur
Ganggang
Lumut
Paku-pakuan
1.800
1.500
1.250
25.000
Animalia
Spermatophyta
Protozoa
Metazoa rendah
Asoelomata
Vermes
Arthropoda
Mollusca
Vertebrata:
-
Pisces
-
Amphibian
-
Reptilian
-
Aves
-
Mamalia
Tumbuhan biji
Protozoa
Aselomata
Cacing
Serangga
Keong
Ikan
Amfibi
Reptile
Burung
Hewan menyusui
35.000
1.500
1.000
2.500
250.000
6.000
2.500
1.000
2.000
1.300
800
Sesudah menyimak table rekapitulasi jumlah jenis
makhluk yang menghuni bumi Indonesia,tidak perlu diragukan lagi akan besarnya
khasanah keanekaragaman makhluk hidup Indonesia.Banyaknya jenis dan
keanekaragaman tersebut menunjukkan betapa besar rahmat dan karunia Tuhan yang
telah dilimpahkan kepada bangsa kita.
Berikut Penjelasan dan Fungsi komponen-komponen Abiotik. antara lain sebagai berikut....
6 CO2 + 6H20 -----> C6H1206 + 6 °2
(Karbon dioksida + Air) (Karbohidrat + Oksigen)
Konsumen adalah organisme yang tidak mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik sehingga mendapatkan makanan dengan memakan organisme lain. Organisme lain tersebut dapat berupa tumbuhan, hewan, atau sisa organisme. Organisme yang memakan organisme lain disebut organisme heterotrof.Jika organisme heterotrof memakan organisme autotrof, organisme ini disebut konsumen primer atau konsumen pertama. Konsumen primer juga disebut herbivora karena memakan tumbuhan secara langsung
DUNIA
DIVISI/FILUM
Nama Umum
Indonesia
Monera
Bacteria
Bakteri dan ganggang
300
Fungi
Cyanophyceae
Biru
12.000
Plantae
Myco & Eumycota
Algae
Bryophyta
Pteridophyta
Jamur
Ganggang
Lumut
Paku-pakuan
1.800
1.500
1.250
25.000
Animalia
Spermatophyta
Protozoa
Metazoa rendah
Asoelomata
Vermes
Arthropoda
Mollusca
Vertebrata:
-
Pisces
-
Amphibian
-
Reptilian
-
Aves
-
Mamalia
Tumbuhan biji
Protozoa
Aselomata
Cacing
Serangga
Keong
Ikan
Amfibi
Reptile
Burung
Hewan menyusui
35.000
1.500
1.000
2.500
250.000
6.000
2.500
1.000
2.000
1.300
800
- Keanekaragaman Mikrobiota Indonesia
Berdasarkan
data yang terpencar-pencar kelompok makhluk lain yang sudah tersusun jumlah
jenisnya maka dapat di duga mikrobiota yang berasosiasi bersama makhluk lainnya
dalam ekosistem di sekitar kita melebihi 10% dari mikrobiota yang diperkirakan
ada di dunia.
Monera
(mikroba yang tidak memiliki inti sel sejati atau prokariota,seperti bakteri
dan ganggang biru) contoh kelompok ini di antaranya jenis bakteri pembusuk
misalnya jenis yang menyebabkan terjadinya fermentasi terasi ataupun yang
membasikan makanan.Bakteri Rhizobium yang mampu menambat nitrogren
bebas,bakteri pseudomonas cocovenans yang menyebabkan keracunan mematikan bila
menguntaminasi tempe bongkrek.Jenis jamur atau fungi di kawasan kita sekitar
12000 jenis antaranya, lumut kerak (lichanes),jamur lendir (myceomycota),jamur
air (oomycota). Mikrobiota yang tergolong tumbuhan (plantae) diwakili oleh
kelompok ganggang (algae). Dan lumut bryophyte (jumlah jenis ganggang meliputi
ganggang hijau (chllorophyta), ganggang kemasan (chrysophyta), ganggang
pirang/coklat (phaeophyta), dan ganggang merah (rhodophyta) ditemukan
dinegarakita ada 1800 jenis.jenis-jenis lumut(bryophyte) tergolong menjadi
lumut daun(music), lumut hati (hepaticae) dan lumut tanduk (anthocerotae)
- Keanekaragaman tumbuhan berpembuluh di Indonesia
Flora di Indonesia
diperkirakan 1250 jenis paku-pakuan dan 25000 tumbuhan berbunga. Suku terbesar
adalah anggrek-anggrekan diperkirakan mempunyai 5000 jenis.Sekitar 70 % Jenis
yang ada didunia terdapat di Indonesia.Di Negara kita memiliki banyak sekali
jenis tanaman budidaya, seperti cokalt, cengkeh, karet,durian, rambutan,mangga,
kesemek, duku, vanili, asam, apel, jeruk, salak, dll. Untuk bamboo-bambuan
memiliki 125 jenis bammbu seperti bamboo tali, banggu pringgodani,bamboo
betung, bamboo surat, bamboo gombong,bamboo haur, dan bamboo tamiang. Untuk
tumbuhan kayu-kayuan memiliki tidak kurang dari 1000 jenis kayu seperti kayu
meranti, kamper, mahoni, albasia, pinus, salam, jati,ulin, johan, subsi.
3. Keanekaragaman hewan
Indonesia
memiliki fauna sekitar 300 jenis besarnya keanekaragaman fauna dimungkinkan
karena posisi tanah air kita yang terletak dipersimpangan utara selatan dan
menjadi jembatan antara dua region fauna utama dunia. Fauna yang terdapat di
Indonesia mencakup baik kelompok modern, seperti burung dan mamalia masa kini,
misalnya gagak dan orang utan maupun kelompok-kelompok primitive seperti
binatang bergantung, misalnya kuskus dan mamalia bertelur, selain itu banyak kelompok yang hanya
terdapat endemic dinegara kita,misalnya burung cenderawasih, anoa, dan babi
rusa. Ada juga kelompok lain yang merupakan populasi tersisa, seperti biawak, komodo, dan badak jawa, Dengan
tingginya aneka ragam jenis, makin tinggi pula keanekaragaman perilaku dan
habitatnya.
Untuk hewan
bertulang belakang, misalnya harimau, gajah, dan badak. Kelompok primate juga
memiliki keanekaraman yang tinggi dan menunjukkan pola sebaran yang mencirikan
kekhasan derah yang dihuninya. Orang utan, misalnya hanya terdapat di Sumatera
dan Kalimantan,serta fosilnya ditemukan pula di Jawa.Burung, reptile, amphibi,
dan ikan. Di dunia terdapat 8900 jenis burung, 1300 jenis diantaranya terdapat
dii Indonesia. Untuk memberi contoh kekhasan daerah, 50 jenis burung
cendrawaasih tidak terdapat dibagian
dunia lain diluar Irian Jaya.Binatang beruas (arthropoda) menunjukkan
keanekaragaman yang tinggi dan menarik. Kalajengking besar yang dapat mencapai
ukuran panjang 15 cm dan laba-laba yang dapat menangkap burung dimiliki pula
oleh Indonesia. Ketam kenari, dari
kelompok udang dan kepiting merupakan darat raksasa berukuran bentangan kaki,
dapat mencapai 60 cm lebih. Terdapat disamudra ditunjukkan oleh kelompok udang
merupakan primadona ekspor perikanan, lobster dan kepiting pun merupakan
penyusun kekayaan dari kelompok ini.
Dari jenis
serangga diantaranya ulat sutra, lebah madu, dan kutu. Keanekaragaman semacam
itu pasti terdapat pula pada kelompok lain seperti cacing penggembur tanah,
lipan, kaki seribu, dan hewan beruas lainnya. Dikawasan hutan bakau ular laut
merupakan jenis paling berbisa dapat ditemukan di Indonesia.
Keanekaragaman Genetik
Gen atau flasma nuftah adalah substansi kimia yang
menentukan sifat keturunan yang terdapat dalam lokus kromosom yang tersusun
atas benag-benang pembawa sifat keturunan. Kromosom terdapat di dalam inti sel.
Seluruh organism yang ada di permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen
sifat menurun yang sama. Kerangka tersebut tersusun atas ribuan sampai jutaan
faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme. Keanekaragaman Genetik( Gen Diversity)
adalah keanekaragaman genetika dalam suatu spesies. Hal ini terjadi melalui
proses pertukaran gen, dan dinamika genom yang terjadi pada tingkat DNA yang
menghasilkan evolusi pada suatu species tertentu. Juga sebagai akibat dari
reproduksi seksual, di mana perbedaan genetik antara individu digabungkan dalam
keturunan mereka untuk menghasilkan kombinasi gen baru atau dari mutasi yang
menyebabkan perubahan DNA. Dan mampir tidak ada dua anggota dari spesies
yang sama yang secara genetik identik.Keanekaragaman genetik mengacu pada
variasi genetika di dalam spesies. Ini meliputi variasi genetika antara
populasi yang berbeda dari spesies yang sama. Contohnya seperti empat
varietas rosella pipi putih (Platycercus eximius) di Australia pada gambar
Burung pipit
Rosella Putih ini mengekspresikan variasi genetiknya dalam kombinasi
warna yang berbeda antara satu sama lainnya. Perbedaan ini berhubungan juga
dengan letak dan kondisi alam di masing-masing tempat.
Keanekaragaman
Genetik suatu spesies di suatu kawasan atau tempat dapat diukur dengan berbagai
cara, seperti:
- Perbedaan warna dari sebuah spesies seperti burung Pipit Rosella, Jagung dan durian pada berbagai bambar ini.
- tehnik pengukuran DNA untuk memahami variasinya
- dapat juga dilihat dari karakter dan sifat dari suatu spesies.
EKOLOGI
Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara
organisme dengan lingkunganya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari bahasa
yunani yaitu oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antaramakhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk
hidup sebagai satu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor biotik dan
abiotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan
topografi. Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem. Dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu system yang menunjukan kesatuan. Ekologi,
biologi, dan ilmu pengetahuan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
botani yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah dimana ekolog
(orang yang mempelajari ekologi) kini berfokus pada beberapa cabang ilmu dari
ekologi.
Karena sifatnya yang masih luas,
maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu :
-
Behavioural
ecology
-
Community
ecology or synecology
-
Ecophysiology
-
Ecosystem
ecology
-
Evolutionary
ecology
-
Global
ecology
-
Human
ecology
-
Population
ecology
Prinsip-prinsip ekologi
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunannya, yaitu faktor biotik dan
abiotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukan
kesatuan.
Faktor biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua
makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan
berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan
saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukan
kesatuan.
Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah
sebagai berikut :
A. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor
tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada
masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan
makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alamiahnya, serta memelihara
anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur
khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan
tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh
untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya, yaitu:
1. Adaptasi
morfologi
Adaptasi Morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
contoh:
Adaptasi Morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
contoh:
a. Gigi-gigi Khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi
menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk untuk menangkap mangsa, serta
gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan Trenggiling adalah Semut, Rayap, dan Serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil yang tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk menghisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi Paruh untuk mencengkram korbannya.
d. Daun
Tumbuhan Insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya Kantung Semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh didalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernafas.
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan Trenggiling adalah Semut, Rayap, dan Serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil yang tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk menghisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi Paruh untuk mencengkram korbannya.
d. Daun
Tumbuhan Insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya Kantung Semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh didalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernafas.
2. Adaptasi
fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi
fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya.
Contohnya adalah sebagai berikut
:
a. Kelenjar Bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong Tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yangberisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan kedalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c. Mimikri pada Kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
3. Adaptasi
tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang
didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati oleh seekor anjing.
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup dilaut. Setiap Tahun, Ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul diteluk disepanjang pantai barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma diatas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar, Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke hilir hingga sampai ke laut.
B. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup
pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi misalnya, populasi pohon
kelapa dikelurahan tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan
ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya
adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi pinus
di tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500
batang pohon pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun
terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui
kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yang berkurang dengan
lamanya waktu perubahan terjadi :
700 - 500 =
200 batang
1990-1980 10 tahun
= 20 batang / tahun.
Dari rumus hitungan diatas kita dapatkan kesimpulan
bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai
hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan
penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada
dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang
tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik ini antara
lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian
(mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan.
Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan
emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya manusia
dan hewan.
Imigrasi adalah
perpindahan satu atau lebih organism eke daerah yang didatangi sudah terdapat
kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi
Emigrasi adalah
peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga
populasi akan menurun.
Secara garis besar imigrasi dan natalitas akan
meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan
jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan
tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila
ada gangguan drastic dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana
alam, dan wabah hama.
C. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
D. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi
interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem.
Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen
(herbivora, karnivora, dan omnivora), dan decomposer/pengurai (mokroorganisme).
Faktor Abiotik
Factor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi
faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah
sebagai berikut :
A. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu
merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis
organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
B. Sinar
matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga
merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintetis.
C. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan
dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia
air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi
bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya
tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
D. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.
Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
E.
Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang
hidup ditempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan
kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
F. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
G. Garis
lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan
perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu
hidup pada garis lintang tertentu saja.
Manusia dalam lingkungannya
Lingkungan hidup manusia terdiri dari lingkungan
biotik dan lingkungan abiotik, artinya lingkungan hidup manusia tidak hanya
ditentukan oleh benda hidup tetapi juga oleh hal-hal yang bersifat tidak hidup
disamping kebudayaan dan prilakunya.
Manusia harus berjuang menaklukkan alam dan isinya
agar dapat hidup, namun prilaku manusia pula yang menyebabkan terjadinya
perubahan tatanan lingkungan.
1. Macam
sumber daya alam
Sumber daya alam dapat dibagi menjadi sumber daya alam
yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui (non renewable resources).
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui, misalnya
tumbuh-tumbuhan, hewan dan sumber daya alam biotik lainnya. Sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui misalnya minyak bumi, barang tambang, dan mineral
lainnya.
2.
Konservasi sumber daya alam
Manusia mempergunakan sumber daya alam, baik yang
dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, untuk mendukung
kelangsungan hidupnya.
Keperluan akan sumber daya alam ini meningkat terus
karena dua faktor utama :
a. Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
b. Perkembangan peradapan manusia yang memerlukan sumber daya alam
yang lebih banyak lagi.
Akibat penggunaan sumber daya alam yang tidak
bijaksana dalam arti tidak memperhitungkan faktor lingkungan, timbul masalah
besar bagi manusia sendiri, misalnya erosi,banjir, polusi, dan punahnya spesies
hewan dan tumbuhan tertentu dari permukaan bumi. Bila peristiwa ini berlangsung
terus dikhawatirkan manusia akan menghabiskan sumber daya alam.
Untuk itu perlu ada usaha agar sumber daya alam
tersedia sebanyak mungkin, dan usaha ini dikenal sebagai usaha konservasi
lingkungan. Konversi lingkungan meliputi : konservasi air, tanah, hutan,
mineral, dan maragasatwa.
3.
Pertambahan penduduk dan sumber daya alam
Penduduk bumi pada tahun 1975 diperkirakan berjumlah
3.967 juta jiwa, dan pada tahun 2000 mendatang diperkirakan akan mencapai 6.253
juta jiwa.
Pertambahan penduduk ini diduga disebabkan oleh :
a.Pertambahan jumlah kelahiran (natalitas) yang lebih
besar daripada jumlah kematian
(mortalitas).
b.Penurunan angka kematian, pertambahan penduduk yang
sangat pesat sudah dapat dipastikan akan meningkatkan keperluan sumber daya
alam bagi manusia. Sampai saat ini telah banyak ditemukan sumber daya alam dan
bahan tambang lainnya diseluruh bagian dunia. tetapi tidak semua Negara
memiliki kekayaan sumber daya alam yang sama. Hal ini disebabkan antara lain
karena tidak meratanya penyebaran sumber daya alam dibumi. Disamping itu,
jumlah penduduk suatu Negara dan kemampuan tekhnologi yang dimilikinya turut
mempengaruhi kemakmuran suatu Negara. Cepat atau lambat, habisnya sumber daya
alam akan tergantung pada jumlah pemakainya, yaitu penduduk bumi.
4.
Pencemaran lingkungan
Saat ini manusia telah menikmati sumbangan tekhnologi
yang telah berhasil menunjang kehidupannya, tetapi manusia juga harus
menghadapi akibat negatifnya. Akibat negatif tekhnologi tersebut bersama dengan
adanya peledakan penduduk telah menimbulkan krisis lingkungan pada manusia.
Akibat dari krisis lingkungan diantaranya tampak jelas
pada kesehatan manusia. Penyebab polusi (polutan) masuk kedalam tubuh melalui
udara yang dihirup, melalui makanan yang kita makan sehari-hari dan melalui
suara yang kita dengar. Semua polusi tersebut jelas berpengaruh langsung pada
manusia.
Polutan dapat digolongkan kedalam dua macam, yaitu
yang bersifat kuantitatif (quantitative pollutant) dan yang bersifat kualitatif
(qualitative pollutanti)
Polutan yang bersifat kuantitatif adalah substansi
yang secara alamiah terdapat dialam lingkungan, tetapi jumlahnya meningkat
karena adanya kegiatan manusia. Contohnya adalah berbagai unsure yang ada
didalam, seperti karbon, nitrogen, dan fosfor dalam siklus yang berlangsung
terus menerus. Karena kegiatan manusia, unsur tersebut menjadi bertambah
sehingga kemungkinan besar siklusnya pun akan terganggu. Polutan yang bersifat kualitatif adalah sintetis yang
dihasilkan oleh kegiatan hidup manusia.
Contohnya adalah substansi sintetis
buatan manusia, seperti pestisida, detergen, dan lain-lain yang masuk kedalam
lingkungan hidup manusia.
a. Polusi udara
Polusi udara mempunyai sumber yang beraneka ragam.
Dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dikeluarkan polutan yang
berbentuk gas, yaitu karbon monoksida (CO), nitrogen oksidan, belerang oksida,
hidrokarbon dan partikel padat.
Karbon monoksida dapat menyebabkan hemoglobin
terganggu. Fungsi hemoglobin pada butir darah merah untuk mengikat oksigen dan
mengedarkannya keseluruh tubuh. Jika terganggu karena terikatnya CO pada
hemoglobin maka tubuh kekurangan oksigen.
Belerang oksida banyak menimbulkan penyakit pada
saluran pernafasan, seperti asma, bronchitis yang sering diikuti dengan
emphysema dan menyempitnya cabang-cabang bronkhioli yang akan mengurangi laju
pertukaran gas CO2 dan O2.
b. Polusi air dan tanah.
Polusi air didalam tanah karena polutan tertentu dapat
membinasakan mikroorganisme yang terdapat pada tanah dan perairan yang
sebenarnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus materi pada suatu
ekosistem.
Peningkatan produksi pertanian untuk mengimbangi
kebutuhan penduduk yang meningkat, juga menghasilkan lebih banyak lagi polutan,
seperti pestisida, herbisida, dan nitrat. Polutan tersebut tidak hanya
mencemari sungai, danau, dan sepanjang pantai saja, tetapi juga masuk kedalam
air tanah
c. Polusi udara
kebisingan yang berlangsung sehari-hari, dengan
berkembangnya tekhnologi dan pertumbuhan penduduk yang pesat, diperkirakan akan
meningkat dua kali lipat dalam waktu 20 tahun yang akan datang. Kuat lemahnya
suara dapat diukur dengan satuan decibel(db). Percakapan biasa berkekuatan 60
db, bila meningkat menjadi keributan kekuatannya menjadi 80 db. Kereta api
sebesar 95 db, sedangkan petir atau halilintar adalah 120 db.
Akibat yang dapat timbul karena pengaruh suara dengan
kekuatan tinggi adalah hilangnya daya dengan secara permanen. Suara dengan
kekuatan 90 db dapat berpengaruh terhadap saraf otonom (saraf tidak sadar)
dengan gejala perubahan tekanan darah, denyut nadi, kontraksi perut dan usus,
sakit perut dan lain-lain.
NAMA: VANYA AMANDA SETYAWANTI
KELAS: IDA01
NPM: 47218204
UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR PUSTAKA
Contohnya adalah sebagai berikut :
a. Kelenjar Bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong Tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yangberisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan kedalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c. Mimikri pada Kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati oleh seekor anjing.
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup dilaut. Setiap Tahun, Ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul diteluk disepanjang pantai barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma diatas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar, Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke hilir hingga sampai ke laut.
Keperluan akan sumber daya alam ini meningkat terus karena dua faktor utama :
a. Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
b. Perkembangan peradapan manusia yang memerlukan sumber daya alam
yang lebih banyak lagi.
Contohnya adalah substansi sintetis buatan manusia, seperti pestisida, detergen, dan lain-lain yang masuk kedalam lingkungan hidup manusia.
NAMA: VANYA AMANDA SETYAWANTI
KELAS: IDA01
NPM: 47218204
UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment