Ilmu Alamiah Dasar: Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya, serta Ekologi

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA SERTA EKOLOGI

 

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA

Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini sangatlah beragam jenisnya, baik itu tumbuhan maupun hewan. Di lingkungan sekitar, kita dapat menemui berbagai jenis makluk hidup, seperti berbagai jenis hewan misalnya ayam, semut, sapi, dan sebagainya, berbagai jenis tumbuhan misalnya jeruk, mangga, pisang, dan tumbuhan lainnya yang ada disekitar kita. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati.
Dari berbagai makhluk hidup yang banyak jenisnya, para peneliti mengklasifikan makhluk hidup ini. Adanya klasifikasi makhluk hidup ini dikarenakan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anantomi, dan tingkah laku. Kegiatan pengklasifikasian makhluk hidup dilakukan bertujuan untuk mempermudah manusia dalam mengenal berbagai jenis hewan dan tumbuhan, juga mempermudah untuk memberikan penamaan terhadap suatu individu.
Keanekaragam meliputi variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup yaitu oleh adanya mekanisme evolusi.
Makhluk hidup dari waktu ke waktu terus berkembang dan tersebar dimana-mana. Sebagai sesama makhluk hidup kita perlu mengetahui apa dan bagaimana keanekaragaman makhluk hidup yang ada di sekitar, karena itu perlu adanya pembahasan masalah keanekaragam makhluk hidup dan persebarannya untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang keanekaragam makhluk hidup yang ada.

Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya. Dalam dunia biologi yang termasuk ke dalam golongan makhluk hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.

Berikut adalah pengertian makhluk hidup menurut para ahli:
1. Helena Curtis
Pengertian Makhluk Hidup menurut Helena Curtis (1975) adalah sesuatu yang bisa memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungannya, bisa merespon bila ada rangsangan, bersifat homeostatis, kompleks dan terorganisir dengan baik, dapat bereproduksi atau berkembang biak serta dapat tumbuh dan berkembang.
2. Kimball
Pengertian makhluk hidup menurut Kimball (1983) adalah sesuatu yang memiliki lima cirri, yaitu dapat berevolusi, responsif, dapat bereproduksi, dapat melakukan metabolism, dan bersifat rumit.
3. Dwijoseputro
Pengertian makhluk hidup menurut Dwijoseputro (1998) adalah adalah sesuatu yang dapat melakukan metabolisme, dapat melakukan gerak, dapat tumbuh, dapat bereproduksi, dan responsif.
Menurut New Mexico Tech, semua makhluk hidup menampilkan tujuh karakteristik kehidupan, yaitu terdiri dari sel-sel, secara kompleks terorganisir, mengambil energi dan menggunakannya tidak hanya untuk merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh dan mempertahankan dirinya, memiliki kemampuan untuk mereproduksi, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Pengertian Keanekaragaman Makhluk Hidup
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang disuatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di bumi kita ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan bermacam-macam makhluk hidup.
Klasifikasi Keanekaragaman Makhluk Hidup 
 
Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah:
a)   Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki,
b)  Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan 
     makhluk hidup dari jenis lain,
c)   Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup,
d)  Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain:
a) Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat 
    beraneka ragam,
b) Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup,
c) Klasifikasi memudahkan komunikasi Para ahli biologi masih menggunakan buku 
    Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 
    sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.
Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup 
Dalam klasifikasi makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beranekaragam dipilah dan dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut disebut dengan takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam klasifikasi.
Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi tumbuhan dan hewan antara lain :
Kingdom Plantae Kingdom Animalia
1)      Divisi (division) Filum (fhylum)
2)      Kelas (classis) Kelas
3)      Bangsa (ordo) Ordo
4)      Suku (familia) Familia
5)      Marga (genus) Genus
6)      Jenis (spesies) Spesies
Sebagai contoh kucing hutan dan kucing rumah memiliki ordo yang sama, yaitu karnivora. Seluruh karnivora mempunyai kesamaan struktur dan fungsi gigi. Dua hewan tersebut memiliki kelas yang sama, yaitu mamalia. Mamalia memiliki rambut penutup tubuh dan menyusui anaknya.Fillum chordata adalah tingkat takson yang lebih besar dimana kedua kucing tersebut masuk di dalamnya bersama dengan hewan lain yang mempunyai tulang belakang. Tingkat takson yang paling tinggi adalah kingdom Animalia, yang mencangkup semua jenis Hewan.
Klasifikasi Berdasarkan Struktur
Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka molekuler dari senyawa yang bersangkutan. 
Menurut sistem ini, ada 4 kelas yaitu:
a)   Senyawa alifatik rantai terbuka atau lemak dan minyak.
     Contoh: asam-asam lemak, gula, dan asam-asam amino pada umumnya
b)   Senyawa alisiklik atau sikloalifatik
     Contoh: terpenoida, steroida, dan beberapa alkaloida
c)    Senyawa aromatik atau benzenoid
     Contohnya: golongan fenolat dan golongan kuinon
d)  Senyawa heterosiklik
     Contoh: alkaloida, flavonoida, golongan basa asam inti
Karena klasifikasi ini hanyalah superfisial, maka tidak mengherankan jika suatu senyawa organik bahan alam tertentu dapat dimasukkan kedua kelas berlainan. Contohnya: geraniol, farsenol, dan skualen, termasuk kelas senyawa alifatik rantai terbuka, timol termasuk senyawa aromatik. Namun, keempat senyawa tersebut merupakan anggota dari kelas terpenoida dan steroida.

Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya
1)      Sistem Dua Kingdom, Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai ciri berdinding sel dan berklorofil.Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji. Kingdom Animalia (kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak berdinding sel dan idak memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
2)      Sistem Tiga Kingdom, Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan ganggang hijau-biru.Kingdom Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputib jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. Namun demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun 1866 mengusulkan makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia.
Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.
3)      Sistem Empat Kingdom, Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.
4)      Sistem Lima Kingdom Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker mengelompokkan makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom baru yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai jenis makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang menyerupai jamur, tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia.

Disamping menggunakan ciri fisik hewan ilmuan saat ini meneliti atau menguji DNA hewanhewan untuk pengklasifikasian.
a.       Sistem Penamaan
Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini adalah Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut binomial nomenklatur atau tata nama binomial. Binomial Nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang dilatinkan. 
Aturan tata nama tersebut adalah sebagai berikut.
1.    Kata pertama adalah genusnya dan kata kedua adalah petunjuk jenisnya.
2.   Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama 
     penunjuk jenis menggunakan huruf kecil.
3.  Nama genus dan petunjuk jenis harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak 
    dengan huruf miring. 
b.      Kunci Dikotomi
Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka  dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang bertentangan satu sama lain.
Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti baitbait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari.
Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulisdalam bentuk kunci paralel.

 Biogeografi
Salah satu cabang geografi adalah “biogeografi” atau “geografi biologi”. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spesial makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan” (fitogeografi) dan “geografi hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.     
     
Biogeografi merupakan cabang dari biologi yang mempelajari makhluk hidup dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan.  Pengetahuan biogeografi erat kaitannya dengan klimatologi dan paleontologi.

Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam.
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul.
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik. Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya.
Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada penyebaran fauna. Ilmu Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, “I believe the western part to be a separaed portion of continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a former Pacific continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858).
Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam bukunya “The World of Life” (Chapman and Hall, London), Wallace menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli2 fauna dan flora ditemukan bahwa Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan bahwa Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zone-zone biogeografi.
Konsep Garis Wallace ini mengesankan para ahli biogeografi sebab penyebaran flora pun mengikutinya. Flora-flora pegunungan di Sulawesi Barat mirip flora pegunungan di Kalimantan dan Jawa, sedangkan flora di tanah yang berasal dari lapukan batuan ultrabasik d Sulawesi bagian timur ternyata mirip flora Papua yang juga tumbuh di tanah hasil lapukan batuan ultrabasik. Ahli flora terkenal zaman Hindia Belanda, van Steenis pada tahun 1972 meneliti flora pegunungan Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal lokal (autokton) dan flora asal luar (alokton).
Edwards (1964) berpendapat, kajian biogeografi mestilah meliputi pengetahuan tentang proses-proses pedogenik (tanah-tanih), jenis-jenis tanih dan keadaan cuaca kerana tumbuh-tumbuhan tidak boleh dikaji berasingan daripada tanih di mana ia tumbuh. Begitu juga dengan kepentingan manusia yang merubah tanih dalam pelbagai aktiviti yang mereka jalankan. Dalam biogeografi, kajian tanah juga boleh dilakukan seperti kajian mengenai bentuk guna tanah (landforms). Di samping itu, kita juga boleh mengkaji mengenai pembentukan bahan-bahan organik di dalam formasi tanah.
Jika dilihat dari dimensi waktu maka konsep bioregion juga dikembangkan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan suatu daerah. Di Amerika Utara misalnya, pemerintah Kanada dan Amerika Serikat pada tahun 1996 telah mengeluarkan definisi Bioregion yang diadaptasi dari The Bioregional Association of North Americas (BANA). 
Definisi bioregion ini mencakup :
·      penemuan, pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem alam lokal;
·      pembangunan dan penerapan cara-cara praktis berkelanjutan untuk memenuhi 
     kebutuhan dasar manusia;
·     mendukung pembangunan budaya baru berdasarkan situasi hakikat fenomena suatu 
     daerah (biogeography).
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misalnya, munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika.

Faktor penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup
Keanekaragaman makhluk hidup disuatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik ( abiotik ) dan faktor fisik ( biotik ). Yang termasuk fakor fisik ( abiotik ) adalah iklim, suhu, kelembaban, udara, angin, air, tanah, dan ketinggian. Dan yang termasuk faktor non fisik ( biotik ) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup terdiri dari :
1. Faktor Biotik yaitu yang terdiri dari makhluk hidup 

2.  Faktor Abiotik yaitu meliputi: 

  • Faktor Fisik: Tanah, Cahaya, Suhu, Air dan Kelembapa.

  • Faktor Kimia: Kandungan Mineral, Sanitasi dan Tingkat Keasinan.

Pemanfaatan kenekaragaman hayati secara tidak bertanggung jawab oleh manusia dapat merugikan manusia itu sendiri, karena keanekaragaman hayati snagt penting dalam segala bidang kehidupan, misalnya dalam bidang biologi mempunyai peranan penting dialam ini dlam menjaga keseimbangan ekosistem. Sedangkan dalam bidang ekonomi keanekaragaman hayati sangat bermanfaat, misalnya sebagai sumber bahan makanan
Penurunan keanekaragaman hayati disebabkan oleh factor-faktor berikut :
      1.   Faktor Alami: Banjir, gunung meletus dan tanah longsor.
2.  Faktor Manusia: Penebangan liar dan pembuangan limbah di aliran sungai.


Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan,yang terdiri dari unsure-unsur biotik,yaitu jenis-jenis makhluk hidup,serta unsure abiotik,yaitu factor-faktor fisik (iklim,air,tanah) dan kimia (keasaman,salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya.Gatra yang dapat kita gunakan sebagai cirri keseluruhan ekosistem adalah energitika (taraf trofi atau makanan,yaitu produsen,konsumen dan redusen),pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi) dan produktivitas (hasil keseluruhan system).Dilihat dari komponen biotanya,jenis yangdapat hidup dalam ekosistem,ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut.Selain itu,keberadaannya ditentukan pula oleh lingkungan fisik dan kimia di sekitarnya.Dengan demikian interaksi antarorganisme ditentukan oleh keseluruhan jenis,faktor-faktor fisik dan kimia yang menyusun ekosistem itu.
Ekosistem terdiri dari atas perpaduan berbagai jenis,dengan berbagai macam kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam maka jika susunan komponen jenis dan susunan factor fisik dan kimianya berbeda,ekosistem yang dihasilkannya pun berbeda pula.Perbedaan ini juga akan terlihat pada gatra pencirian ekosistem,yaitu perbedaan energitika,pendauran hara,dan produktivitasnya.Dari kenyataan ini memberikan kejelasan kepada kita adanya keanekaragaman ekosistem karena tidak mungkin semua ekosistem yang ada itu tersusun dari organisme-organisme yang sama dengan unsure-unsur lingkungan fisik dan kimia yang sama pula. Dua ekosistem yang berbeda akan memiliki kombinasi komponen Abiotik dan Biotik yang berbeda pula.

Komponen Abiotik










Komponen abiotik yang utama antara lain air, tanah, udara, dan cahaya Matahari. 

Berikut Penjelasan dan Fungsi komponen-komponen Abiotik. antara lain sebagai berikut.... 
a. Air
Air sangat penting bagi kehidupan karena hampir 85% tubuh makhluk hidup berupa air. Air mengandung berbagai mineral yang sangat dibutuhkan tubuh organisme. Fungsi air bagi tubuh manusia adalah sebagai pelarut, untuk membuang limbah, serta mengatur suhu dan reaksi metabolisme. 
b. Tanah
Organisme memerlukan tanah. Tanah Berfungsi Sebagai tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan serta tempat berpijak dan berdiamnya binatang dan manusia. Dan tanah pula, tumbuhan memperoleh bahan-bahan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Udara
Faktor abiotik yang terkait dengan udara antara lain kelembapan udara, suhu udara, curah hujan, dan kandungan udara. Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses kelangsungan hidup organisme. Beberapa jenis organisme mampu mengatur suhu tubuhnya agar proses kehidupan dalam tubuh dapat berjalan dengan normal. Jenis organisme ini disebut organisme endoterm, umumnya pada aves dan mamalia. Jenis organisme lain, suhu tubuhnya bergantung suhu lingkungan. Jika suhu di lingkungan terlalu dingin, organism ini akan berjemur. Jika terlalu panas, akan berteduh. Organisme semacam ini disebut organisme eksoterm, umumnya pada ikan, amfibia, dan reptilia. Udara Sangat Penting, Karena Udara Berfungsi sebagai sumber kehidupan karna untuk pernapasan manusia dan Sebagai proses fotosintesis pada tumbuhan, dan tumbuhan itu biasa disebut “paru-paru dunia”
d. Cahaya Matahari
Selain sebagai sumber energi di Bumi, cahaya Matahari juga mempunyai peranan atau fungsi yaitu  mengatur tingkah laku organisme. Ada organisme yang aktif di siang hari dan ada organisme yang aktif di malam hari. Cahaya Matahari juga dapat menghancurkan atau melapukkan batu-batuan sehingga memungkinkan organisme memanfaatkan mineral-mineral hasil pelapukan batuan tersebut.

Komponen Biotik 
Komponen Biotik adalah semua mkhluk hidup yang ada dilingkungan. Berdasarkan peranannya, organisme dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu, produsen, konsumen, dan pengurai ( decomposer). 
Berikut Penjelasan dan Fungsi komponen-komponen Biotik antaralain sebagai berikut:
a. Produsen 
Produsen adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan organic dari zat anorganik. Organisme yang dapat mengubah zat anorganik menjadi zat organic disebut organisme autotrof. Jika energi cahaya yang digunakan organisme itu untuk menyusun zat organic, maka organisme tersebut dinamakan organisme fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi karbohidrat. Porses pembentukan ini disebut fotosintesis
Reaksi fotosintesis:

                                          6 CO2 + 6H20          ----->             C6H1206 + 6 °2
                              (Karbon dioksida + Air)                      (Karbohidrat + Oksigen)
 





b.Konsumen
Konsumen adalah organisme yang tidak mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik sehingga mendapatkan makanan dengan memakan organisme lain. Organisme lain tersebut dapat berupa tumbuhan, hewan, atau sisa organisme. Organisme yang memakan organisme lain disebut organisme heterotrof.Jika organisme heterotrof memakan organisme autotrof, organisme ini disebut konsumen primer atau konsumen pertama. Konsumen primer juga disebut herbivora karena memakan tumbuhan secara langsung
Dari hasil di atas dapat menyusun suatu kesimpulan bahwa suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri dari kombinasi organism dan unsure.

Keanekaragaman Jenis
Jenis (spesies) merupakan suatu satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk atau penampilannya dan terdiri atas pengelompokkan populasi atau gabungan individu yang mampu kawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain),untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya.Untuk kelompok individu yang tidak berbiak secara kawin,misalnya pada kebanyakan jenis mikrobiota batasan jenis dintentukan oleh kemampuannya dalam menduduki relung yang sama.Jenis itu terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetic yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya.Lingkungan tempat hidup jenis itu beraneka ragam,jenis yang dihasilkan pasti akan beranekaragam pula.Proses terjadinya jenis,pada umumnya berlangsung selama bermiliar
Faktor kebakaan (susunan genetic) suatu jenis,diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.Oleh karena itu,anggota jenis yang sama akan memiliki kerangka dasar komponen genetic (kromosom) yang sama.Sebaliknya kerangka dasar komponen genetic (kromosom) jenis yang berbeda akan berbeda pula.Perbedaan ini terjadi dalam rangka penyesuaian suatu jenis terhadap lingkungan tempat hidupnya.Jika lingkungan ini berubah,pasti akan terjadi proses penyesuaian baru oleh jenis yang bersangkutan.Dalam skala waktu yang sangat panjang,besar kemungkinan,jenis yang mengalami penyusuaian ini akan berevolusi dan membentuk jenis-jenis baru (dengan demikian menambah keanekaragaman jenis ) atau punah karena tidak dapat menyesuaikan diri karena secara alami lingkungan terus menerus mengalami perubahan maka proses penyesuaian atau akan terus menerus terjadi.Kini di dunia terdapat sekitar 325.000 jenis tumbuhan,1.6.000.000 jenis hewan dan 160.000 jenis jasad renik.Masing- masing jenis ini merupakan keseutuhan yang terpisah dan memiliki karakter serta kekhasan sendiri-sendiri,baik sifat-sifat dalam maupun sifat-sifat luarnya (seperti daya berbiak,ketahanan terhadap penyakit,daya asing,kemampuan berpencar,ukuran tubuh dan ukuran individu.
Kekayaan jenis makhluk hidup di Indonesia
DUNIA
DIVISI/FILUM
Nama Umum
Indonesia
Monera
Bacteria
Bakteri dan ganggang
300
Fungi
Cyanophyceae
Biru
12.000
Plantae
Myco & Eumycota
Algae
Bryophyta
Pteridophyta
Jamur
Ganggang
Lumut
Paku-pakuan
1.800
1.500
1.250
25.000
Animalia
Spermatophyta
Protozoa
Metazoa rendah
Asoelomata
Vermes
Arthropoda
Mollusca
Vertebrata:
-          Pisces
-          Amphibian
-          Reptilian
-          Aves
-          Mamalia
Tumbuhan biji
Protozoa

Aselomata
Cacing
Serangga
Keong

Ikan
Amfibi
Reptile
Burung
Hewan menyusui
35.000
1.500

1.000
2.500
250.000
6.000

2.500
1.000
2.000
1.300
800
 
Sesudah menyimak table rekapitulasi jumlah jenis makhluk yang menghuni bumi Indonesia,tidak perlu diragukan lagi akan besarnya khasanah keanekaragaman makhluk hidup Indonesia.Banyaknya jenis dan keanekaragaman tersebut menunjukkan betapa besar rahmat dan karunia Tuhan yang telah dilimpahkan kepada bangsa kita.

  1. Keanekaragaman Mikrobiota Indonesia

Berdasarkan data yang terpencar-pencar kelompok makhluk lain yang sudah tersusun jumlah jenisnya maka dapat di duga mikrobiota yang berasosiasi bersama makhluk lainnya dalam ekosistem di sekitar kita melebihi 10% dari mikrobiota yang diperkirakan ada di dunia.
Monera (mikroba yang tidak memiliki inti sel sejati atau prokariota,seperti bakteri dan ganggang biru) contoh kelompok ini di antaranya jenis bakteri pembusuk misalnya jenis yang menyebabkan terjadinya fermentasi terasi ataupun yang membasikan makanan.Bakteri Rhizobium yang mampu menambat nitrogren bebas,bakteri pseudomonas cocovenans yang menyebabkan keracunan mematikan bila menguntaminasi tempe bongkrek.Jenis jamur atau fungi di kawasan kita sekitar 12000 jenis antaranya, lumut kerak (lichanes),jamur lendir (myceomycota),jamur air (oomycota). Mikrobiota yang tergolong tumbuhan (plantae) diwakili oleh kelompok ganggang (algae). Dan lumut bryophyte (jumlah jenis ganggang meliputi ganggang hijau (chllorophyta), ganggang kemasan (chrysophyta), ganggang pirang/coklat (phaeophyta), dan ganggang merah (rhodophyta) ditemukan dinegarakita ada 1800 jenis.jenis-jenis lumut(bryophyte) tergolong menjadi lumut daun(music), lumut hati (hepaticae) dan lumut tanduk (anthocerotae)

  1. Keanekaragaman tumbuhan berpembuluh di Indonesia

Flora di Indonesia diperkirakan 1250 jenis paku-pakuan dan 25000 tumbuhan berbunga. Suku terbesar adalah anggrek-anggrekan diperkirakan mempunyai 5000 jenis.Sekitar 70 % Jenis yang ada didunia terdapat di Indonesia.Di Negara kita memiliki banyak sekali jenis tanaman budidaya, seperti cokalt, cengkeh, karet,durian, rambutan,mangga, kesemek, duku, vanili, asam, apel, jeruk, salak, dll. Untuk bamboo-bambuan memiliki 125 jenis bammbu seperti bamboo tali, banggu pringgodani,bamboo betung, bamboo surat, bamboo gombong,bamboo haur, dan bamboo tamiang. Untuk tumbuhan kayu-kayuan memiliki tidak kurang dari 1000 jenis kayu seperti kayu meranti, kamper, mahoni, albasia, pinus, salam, jati,ulin, johan, subsi.

     3. Keanekaragaman hewan

Indonesia memiliki fauna sekitar 300 jenis besarnya keanekaragaman fauna dimungkinkan karena posisi tanah air kita yang terletak dipersimpangan utara selatan dan menjadi jembatan antara dua region fauna utama dunia. Fauna yang terdapat di Indonesia mencakup baik kelompok modern, seperti burung dan mamalia masa kini, misalnya gagak dan orang utan maupun kelompok-kelompok primitive seperti binatang bergantung, misalnya kuskus dan mamalia bertelur,  selain itu banyak kelompok yang hanya terdapat endemic dinegara kita,misalnya burung cenderawasih, anoa, dan babi rusa. Ada juga kelompok lain yang merupakan populasi tersisa, seperti  biawak, komodo, dan badak jawa, Dengan tingginya aneka ragam jenis, makin tinggi pula keanekaragaman perilaku dan habitatnya. 
Untuk hewan bertulang belakang, misalnya harimau, gajah, dan badak. Kelompok primate juga memiliki keanekaraman yang tinggi dan menunjukkan pola sebaran yang mencirikan kekhasan derah yang dihuninya. Orang utan, misalnya hanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan,serta fosilnya ditemukan pula di Jawa.Burung, reptile, amphibi, dan ikan. Di dunia terdapat 8900 jenis burung, 1300 jenis diantaranya terdapat dii Indonesia. Untuk memberi contoh kekhasan daerah, 50 jenis burung cendrawaasih tidak terdapat  dibagian dunia lain diluar Irian Jaya.Binatang beruas (arthropoda) menunjukkan keanekaragaman yang tinggi dan menarik. Kalajengking besar yang dapat mencapai ukuran panjang 15 cm dan laba-laba yang dapat menangkap burung dimiliki pula oleh Indonesia.  Ketam kenari, dari kelompok udang dan kepiting merupakan darat raksasa berukuran bentangan kaki, dapat mencapai 60 cm lebih. Terdapat disamudra ditunjukkan oleh kelompok udang merupakan primadona ekspor perikanan, lobster dan kepiting pun merupakan penyusun kekayaan dari kelompok ini. 
Dari jenis serangga diantaranya ulat sutra, lebah madu, dan kutu. Keanekaragaman semacam itu pasti terdapat pula pada kelompok lain seperti cacing penggembur tanah, lipan, kaki seribu, dan hewan beruas lainnya. Dikawasan hutan bakau ular laut merupakan jenis paling berbisa dapat ditemukan di Indonesia.

Keanekaragaman Genetik
Gen atau flasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat dalam lokus kromosom yang tersusun atas benag-benang pembawa sifat keturunan. Kromosom terdapat di dalam inti sel. Seluruh organism yang ada di permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. Kerangka tersebut tersusun atas ribuan sampai jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme.   Keanekaragaman Genetik( Gen Diversity) adalah keanekaragaman genetika dalam suatu spesies. Hal ini terjadi melalui proses pertukaran gen, dan dinamika genom yang terjadi pada tingkat DNA yang menghasilkan evolusi pada suatu species tertentu. Juga sebagai akibat dari reproduksi seksual, di mana perbedaan genetik antara individu digabungkan dalam keturunan mereka untuk menghasilkan kombinasi gen baru atau dari mutasi yang menyebabkan perubahan DNA. Dan mampir tidak ada dua anggota dari spesies yang sama yang secara genetik identik.Keanekaragaman genetik mengacu pada variasi genetika di dalam spesies. Ini meliputi variasi genetika antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama. Contohnya  seperti empat varietas rosella pipi putih (Platycercus eximius) di Australia pada gambar
              
Burung pipit Rosella Putih ini mengekspresikan variasi genetiknya dalam  kombinasi warna yang berbeda antara satu sama lainnya. Perbedaan ini berhubungan juga dengan letak dan kondisi alam di masing-masing tempat.

Keanekaragaman Genetik suatu spesies di suatu kawasan atau tempat dapat diukur dengan berbagai cara, seperti:

  1. Perbedaan warna dari sebuah spesies seperti burung Pipit Rosella, Jagung dan durian pada berbagai bambar ini.
  2. tehnik pengukuran DNA untuk memahami variasinya
  3. dapat juga dilihat dari karakter dan sifat dari suatu spesies.

EKOLOGI 
Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkunganya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antaramakhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai satu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi. Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan  organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem. Dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu system yang menunjukan kesatuan. Ekologi, biologi, dan ilmu pengetahuan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah dimana ekolog (orang yang mempelajari ekologi) kini berfokus pada beberapa cabang ilmu dari ekologi.
Karena sifatnya yang masih luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu :
      -          Behavioural ecology
      -          Community ecology or synecology
      -          Ecophysiology
      -          Ecosystem ecology
      -          Evolutionary ecology
      -          Global ecology
      -          Human ecology
      -          Population ecology
Prinsip-prinsip ekologi 
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunannya, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukan kesatuan.
Faktor biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukan kesatuan.
Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :

A. Individu

Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alamiahnya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu:  
1. Adaptasi morfologi

Adaptasi Morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
contoh:

a. Gigi-gigi Khusus 
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.

b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan Trenggiling adalah Semut, Rayap, dan Serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil yang tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk menghisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.  

c. Paruh 
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi Paruh untuk mencengkram korbannya. 

d. Daun 
Tumbuhan Insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya Kantung Semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan. 

e. Akar 
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh didalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernafas. 

2. Adaptasi fisiologi 
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya.  

Contohnya adalah sebagai berikut :

a. Kelenjar Bau 
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.  

b. Kantong Tinta 
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yangberisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan kedalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita. 

c. Mimikri pada Kadal 
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya. 

3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :

a. Pura-pura tidur atau mati 
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati oleh seekor anjing. 

b. Migrasi 
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup dilaut. Setiap Tahun, Ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul diteluk disepanjang pantai barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma diatas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar, Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke hilir hingga sampai ke laut.  

B. Populasi 
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi pinus di tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yang berkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :

700 - 500       =    200 batang
1990-1980           10 tahun

= 20 batang / tahun.
Dari rumus hitungan diatas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik ini antara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya manusia dan hewan. 
Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organism eke daerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi 
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. 
Secara garis besar imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastic dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.

C. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.

D. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan decomposer/pengurai (mokroorganisme).

Faktor Abiotik
Factor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :
A. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
B. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari  menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintetis.
C. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
D. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
E. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup ditempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
F. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
G. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

Manusia dalam lingkungannya
Lingkungan hidup manusia terdiri dari lingkungan biotik dan lingkungan abiotik, artinya lingkungan hidup manusia tidak hanya ditentukan oleh benda hidup tetapi juga oleh hal-hal yang bersifat tidak hidup disamping kebudayaan dan prilakunya.
Manusia harus berjuang menaklukkan alam dan isinya agar dapat hidup, namun prilaku manusia pula yang menyebabkan terjadinya perubahan tatanan lingkungan.
1. Macam sumber daya alam
Sumber daya alam dapat dibagi menjadi sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources).
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui, misalnya tumbuh-tumbuhan, hewan dan sumber daya alam biotik lainnya. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui misalnya minyak bumi, barang tambang, dan mineral lainnya.
2. Konservasi sumber daya alam
Manusia mempergunakan sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, untuk mendukung kelangsungan hidupnya. 

Keperluan akan sumber daya alam ini meningkat terus karena dua faktor utama :
a. Pertumbuhan Penduduk yang Pesat 
b. Perkembangan peradapan manusia yang memerlukan sumber daya alam 
    yang lebih banyak lagi. 
Akibat penggunaan sumber daya alam yang tidak bijaksana dalam arti tidak memperhitungkan faktor lingkungan, timbul masalah besar bagi manusia sendiri, misalnya erosi,banjir, polusi, dan punahnya spesies hewan dan tumbuhan tertentu dari permukaan bumi. Bila peristiwa ini berlangsung terus dikhawatirkan manusia akan menghabiskan sumber daya alam.
Untuk itu perlu ada usaha agar sumber daya alam tersedia sebanyak mungkin, dan usaha ini dikenal sebagai usaha konservasi lingkungan. Konversi lingkungan meliputi : konservasi air, tanah, hutan, mineral, dan maragasatwa.
3. Pertambahan penduduk dan sumber daya alam
Penduduk bumi pada tahun 1975 diperkirakan berjumlah 3.967 juta jiwa, dan pada tahun 2000 mendatang diperkirakan akan mencapai 6.253 juta jiwa. 
Pertambahan penduduk ini diduga disebabkan oleh :
a.Pertambahan jumlah kelahiran (natalitas) yang lebih besar daripada jumlah kematian      (mortalitas).
b.Penurunan angka kematian, pertambahan penduduk yang sangat pesat sudah dapat dipastikan akan meningkatkan keperluan sumber daya alam bagi manusia. Sampai saat ini telah banyak ditemukan sumber daya alam dan bahan tambang lainnya diseluruh bagian dunia. tetapi tidak semua Negara memiliki kekayaan sumber daya alam yang sama. Hal ini disebabkan antara lain karena tidak meratanya penyebaran sumber daya alam dibumi. Disamping itu, jumlah penduduk suatu Negara dan kemampuan tekhnologi yang dimilikinya turut mempengaruhi kemakmuran suatu Negara. Cepat atau lambat, habisnya sumber daya alam akan tergantung pada jumlah pemakainya, yaitu penduduk bumi.
4. Pencemaran lingkungan
Saat ini manusia telah menikmati sumbangan tekhnologi yang telah berhasil menunjang kehidupannya, tetapi manusia juga harus menghadapi akibat negatifnya. Akibat negatif tekhnologi tersebut bersama dengan adanya peledakan penduduk telah menimbulkan krisis lingkungan pada manusia.
Akibat dari krisis lingkungan diantaranya tampak jelas pada kesehatan manusia. Penyebab polusi (polutan) masuk kedalam tubuh melalui udara yang dihirup, melalui makanan yang kita makan sehari-hari dan melalui suara yang kita dengar. Semua polusi tersebut jelas berpengaruh langsung pada manusia.
Polutan dapat digolongkan kedalam dua macam, yaitu yang bersifat kuantitatif (quantitative pollutant) dan yang bersifat kualitatif (qualitative pollutanti)
Polutan yang bersifat kuantitatif adalah substansi yang secara alamiah terdapat dialam lingkungan, tetapi jumlahnya meningkat karena adanya kegiatan manusia. Contohnya adalah berbagai unsure yang ada didalam, seperti karbon, nitrogen, dan fosfor dalam siklus yang berlangsung terus menerus. Karena kegiatan manusia, unsur tersebut menjadi bertambah sehingga kemungkinan besar siklusnya pun akan terganggu. Polutan yang bersifat kualitatif adalah sintetis yang dihasilkan oleh kegiatan hidup manusia.  

Contohnya adalah substansi sintetis buatan manusia, seperti pestisida, detergen, dan lain-lain yang masuk kedalam lingkungan hidup manusia.
a. Polusi udara
Polusi udara mempunyai sumber yang beraneka ragam. Dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dikeluarkan polutan yang berbentuk gas, yaitu karbon monoksida (CO), nitrogen oksidan, belerang oksida, hidrokarbon dan partikel padat.
Karbon monoksida dapat menyebabkan hemoglobin terganggu. Fungsi hemoglobin pada butir darah merah untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya keseluruh tubuh. Jika terganggu karena terikatnya CO pada hemoglobin maka tubuh kekurangan oksigen.
Belerang oksida banyak menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan, seperti asma, bronchitis yang sering diikuti dengan emphysema dan menyempitnya cabang-cabang bronkhioli yang akan mengurangi laju pertukaran gas CO2  dan O2.
b. Polusi air dan tanah.
Polusi air didalam tanah karena polutan tertentu dapat membinasakan mikroorganisme yang terdapat pada tanah dan perairan yang sebenarnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus materi pada suatu ekosistem.
Peningkatan produksi pertanian untuk mengimbangi kebutuhan penduduk yang meningkat, juga menghasilkan lebih banyak lagi polutan, seperti pestisida, herbisida, dan nitrat. Polutan tersebut tidak hanya mencemari sungai, danau, dan sepanjang pantai saja, tetapi juga masuk kedalam air tanah
c. Polusi udara
kebisingan yang berlangsung sehari-hari, dengan berkembangnya tekhnologi dan pertumbuhan penduduk yang pesat, diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu 20 tahun yang akan datang. Kuat lemahnya suara dapat diukur dengan satuan decibel(db). Percakapan biasa berkekuatan 60 db, bila meningkat menjadi keributan kekuatannya menjadi 80 db. Kereta api sebesar 95 db, sedangkan petir atau halilintar adalah 120 db.
Akibat yang dapat timbul karena pengaruh suara dengan kekuatan tinggi adalah hilangnya daya dengan secara permanen. Suara dengan kekuatan 90 db dapat berpengaruh terhadap saraf otonom (saraf tidak sadar) dengan gejala perubahan tekanan darah, denyut nadi, kontraksi perut dan usus, sakit perut dan lain-lain.


NAMA: VANYA AMANDA SETYAWANTI
KELAS: IDA01
NPM: 47218204
UNIVERSITAS GUNADARMA  




DAFTAR PUSTAKA 



 


Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Alamiah Dasar : Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Ilmu Alamiah Dasar: Isu Lingkungan

Ilmu Alamiah Dasar: Materi dan Energi