KERIS SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“KERIS SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”







DISUSUN OLEH :



VANYA AMANDA SETYAWANTY (47218204)
KELAS: 1DA01


DOSEN PEMBIMBING:
SRI WALUYO



UNIVERSITAS GUNADARMA



DIREKTORAT BISNIS &KEWIRAUSAHAAN
JURUSAN AKUNTANSI KOMPUTER 










DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................   I
KATA PENGANTAR ...............................................................   II

BAB I PENDAHULUAN 
1.1  Latar Belakang Masalah ....................................................   1
1.2  Rumusan Masalah .............................................................   1
1.3  Tujuan ...............................................................................    2
1.4  Ruang Lingkup .................................................................    2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Identitas Nasional ...........................................    3
2.2  Pengertian Keris ...............................................................    4
2.3  Sejarah Keris ....................................................................    4

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan ......................................................................     5
3.2  Saran ................................................................................     6

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................   III







KATA PENGANTAR 



          Puji Syukur kehadirat Alloh SWT yang mana atas Rahmat serta Ridhonya kita dapat menyelesaikan Tugas Makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Keris sebagai Identitas Nasional” dengan Baik dan tepat waktu. Serta Shalawat dan Salam kami sampaikan  kepada Baginda Rasululloh SAW, yang mana beliau telah menjadi Tauladan yang baik seluruh umat manusia.

            Adapun maksud penyusunan Makalah ini untuk memenuhi tugas Softkill Pendidikan Kewarganegaraan. Terima Kasih kami Ucapkan kepada Bapak Sri Waluyo selaku dosen pengajar Pendidikan Kewarganegaraan, Karena dukungannya Makalah ini dapat kami selesaikan dengan Maksimal.

Makalah  ini membahas tentang Keris sebagai Identitas Nasional, apa saja identitas nasional indonesia, unsur-unsur pembentuk identitas nasional, hingga Sejarah dan pengertian tentang Keris. Meskipun Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan        kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan Informasi bagi masyarakat dan bermanfaat memperluas pengetahuan Pembaca serta Penyusun. Terima Kasih.



                                                                                                    Depok, 22 Maret 2019

                                                                                                                Penulis  










BAB I

PENDAHULUAN 




1.1    Latar Belakang 


Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.


Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi.


Identitas Nasional adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini, tidak hanya mengacu pada individu saja, akan tetapi berlaku juga pada suatu kelompok.


Keris ditinjau dari aspek fisik merupakan salah satu jenis senjata tikam tradisional Jawa yang telah berkembang lebih jauh. Hal itu tercermin pada kesempurnaan bentuk visual yang terkait dengan fungsinya secara kompleks. Bilah keris dibuat tidak hanya bersifat tajam dan runcing saja, tetapi yang simbolik dan artistik mengandung ciri khas berdasarkan zaman tertentu sesuai tempat asal-usul keris dibuat. Arief Syarifuddin mengilustrasikan bahwa bentuk keris berawal dari senjata tusuk genggam sederhana setelah melalui fase zaman sampai akhirnya mencapai tradisi bentuk yang sempurna. 


Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi adat istiadat yang dikenal di kawasan Nusantara anggota barat dan tengah.


1.2  Rumusan Masalah 
1.     Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional?
2.     Apa yang dimaksud dengan Keris?
3.     Sejarah Keris?




1.3  Tujuan
1.     Untuk menambah wawasan tentang Kebudayaan Nasional
2.     Untuk mengenal lebih tentang Keris sebagai warisan kebudayaan  
3.     Untuk ikut melestarikan Kebudayaan Nasional

1.4  Ruang Lingkup
Penulis membatasi tulisan seputar:
1.     Pengertian Keris
2.     Sejarah Keris 








BAB II

PEMBAHASAAN
  






2.1       Pengertian Identitas Nasional 


Identitas Nasional adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini, tidak hanya mengacu pada individu saja, akan tetapi berlaku juga pada suatu kelompok. 


Kata Identitas berasal dari kata Identitu, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sementara itu kata “nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan. Himpunan kelompok inilah yang kemudian disebut dengan identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.


Pengertian Identitas Nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.


Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

  1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
  2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
  3. Kebudayaan: adalah  pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
  4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.


Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

Identitas Nasional Indonesia :

  1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
  2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
  3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
  4. Lambang Negara yaitu Pancasila
  5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
  6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
  7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
  8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat 
  9. Konsepsi Wawasan Nusantara
  10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Identitas Nasional indonesia yaitu terdiri dari :

  1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia 
  2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
  3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya 
  4. Lambang Negara yaitu Pancasila 
  5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika 
  6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila 
  7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 
  8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat 
  9. Konsepsi Wawasan Nusantara 
  10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional



2.2   Pengertian Keris 


Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi adat istiadat yang dikenal di kawasan Nusantara anggota barat dan tengah. Wujudnya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tak simetris di anggota pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), adalah terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit. 



2.3  Sejarah Keris 


Keris adalah senjata tikam khas Indonesia. Berdasarkan dokumen-dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9. Kuat kemungkinannya bahwa keris telah digunakan sebelum masa tersebut. Menteri Kebudyaan Indonesia, Jero Wacik telah membawa keris ke UNESCO dan meminta jaminan bahwa ini adalah warisan budaya Indonesia.


Penggunaan keris sendiri tersebar di masyarakat rumpun Melayu. Pada masa sekarang, keris umum dikenal di daerah Indonesia (terutama di daerah Jawa, Madura, Bali/Lombok, Sumatra, sebagian Kalimantan, serta sebagian Sulawesi), Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina (khususnya di daerah Mindanao). Di Mindanao, bentuk senjata yang juga disebut keris tidak banyak memiliki kemiripan meskipun juga merupakan senjata tikam.

Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok-kelok (selalu berbilang ganjil) dan ada pula yang berbilah lurus. Orang Jawa menganggap perbedaan bentuk ini memiliki efek esoteri yang berbeda.Selain digunakan sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.


Keris dalam sejarahnya berawal dari belati tikam yang kemudia menjadi purwarupa dari keris itu sendiri di pulau Jawa pada masa Hindu-Buddha yang pada akhirnya memiliki berbagai perubahan dan perumitan pada dinasti-dinasti selanjutnya. Pada saat kerajaan Majapahit melanggengkan politik Nusantaranya, keris ikut dibawa dan akhirnya tersebar ke seluruh wilayah Nusantara di Asia Tenggara. Hal tersebut membuat keris memiliki bentuk dan nilai dengan kekhasan tersendiri dari tiap daerah yang membuatnya dan zaman pembuatannya. Dalam dunia perkerisan perihal khas daerah dan zaman pembuatannya itu disebut sebagai tangguh, berbeda dengan makna tangguh pada bahasa indonesia yang berarti kuat atau kokoh, pada hal ini tangguh merupakan istilah untuk menggolongkan keris. 
 


Selepas Majapahit berkuasa kemudia berbagai kerajaan timbul sebagai pengganti untuk melanjutkan sejarah, begitu pula bangsa kolonial yang kemudia masuk ke Nusantara. Hal inilah yang membuat keris mendapatkan berbagai kompleksitas dalam bentuk dan makna karena pada masa ini keris dianggap sebagai bentuk alat legitimasi politik atau sebagai simbol penguasaan Nusantara. 


      Secara etimologi nama Keris bermula dari kata “kre” yang tertulis pada prasasti-prasasti kuno di Pulau Jawa. Prasasti Karangtengah, salah satu prasasti kuno di Pulau Jawa ini berbahan perunggu dan bertuliskan tahun 746 Saka dan disana tertulis nama patuk dan kres. Istilah atau kres dinilai berasal dari onomatope (bentuk bahasa dari peniruan bunyi) bunyi yang dihasilkan senjata ketika menusuk atau mengiris, kemudia dari kata “kres” beralih ke kata “keris” yang juga masih merupakan bentuk onomatope bunyi dari senjata ini ketika digunakan sebagaimana senjata tikam. 


Keris seperti di atas, merupakan senjata tikam yang tersebar di Asia Tenggara dan fokus penyebarannya terdapat di Kepulauan Nusantara. Membahas keris maka juga tidak lepas dari pembahasan kebudayaan dan kehidupan dari masyarakat Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, juga daerah penyebaran keris seperti Semenanjung Malaya, filipna, dan juga Thailand. Dengan berbagai keragaman tempat dan budaya kemudian keris juga mengalami berbagai perbedaan bentuk dan juga fungsi dari keris sebagai senjata tergantung dari tempat dan juga zaman di wilayah tersebut.   


Pada masa lalu, keris bagi orang Jawa khususnya merupakan bagian penting dalam kehidupan seseorang. Manusia Jawa dahulu menilai kehidupan seseorang sudahlah komplit apabila memiliki rumah, istri, kuda atau kendaraan, dan juga bangsa. Keris oleh orang jawa juga dilihat sebagai bentuk benda seni yang bersejarah, menjadi pusaka, azimat yang melambangkan sifat-sifat agung seperti kejujuran, keberanian, kesatria, menepati janji, pantang menyerah, dan sebagainya. Pada konteks sejarah, banyak pahlawan nasional yang mengenakan keris pada baju kebesarannya ketika memimpin peperangan seperti Pangeran Diponegoro dan juga Jenderal Soedirman juga dengan pahlawan-pahlawan lain. Hal ini menunjukkan bahwa keris kemudian juga memberikan inspirasi bagi para pejuang untuk terus berjuang dan mempertahankan tanah airnya dengan melawan kolonialisme karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh bangsanya dan juga tidak sesuai dengan ajaran leluhur yang terpatri dalam pemaknaan dari keris.



Macam-macam bentuk keris:

Ø  Keris dilihat dari bentuknya yaitu:

1.   Keris Lajer


Keris Lajer adalah keris yang memiliki bentuk lurus saja. Pada zaman dahulu keris jenis Lajer biasanya digunakan oleh para senopati kerajaan. Pada umumnya bentuk dari keris ini tidak jauh berbeda yang membedakannya hanyalah beberapa bagiannya saja.

Jika dilihat dari bentuknya, maka proses pembuatan keris ini lebih muda dibandingkan dengan keris luk. Bentuk yang lurus ditunjukan untuk membuat luka pada saat di tusukkan.


2.     Keris Luk
Keris Luk selalu di namakan dengan jumlah luk yang ada di bilahnya. Dari julah luk yang ada yanitu luk 2, luk 5, luk 7, luk 9, luk 13, luk 15, luk 17, luk 19, luk 21, luk 25, luk 27, luk 29, luk 23 tidak ada dalam sejarah pembuatan keris, tetapi bisa saja ada karena seorang empu yang ingin menampilkan hasil karyanya pada nyleneh.  


Ø  Keris dilihat dari kemampuannya:

1.      Rendah

Keris yang dianggap memiliki kekuatan rendah biasanya merupakan keris yang banyak terdapat dalam masyarakat Jawa. Kebanyakan keris yang ada di masyarakat Jawa memiliki kemampuan untuk penglaris, menjaga rumah, atau kemampuan sejenisnya.


2.      Sedang

Keris di anggap memiliki kekuatan yang sedang-sedang saja jika memang keris terdapat di masyarakat Jawa. Jenis kemampuannya kurang lebih adalah digunakan untuk penyembuhan beberapa penyakit, mampu digunakan untuk membantu beberapa jenis ritual. 


3.      Tinggi

Kemampuan keris yang digolongkan sebagai keris yang memiliki kemampuan yang tinggi adalah keris yang kemampuannya dapat dilihat langsung oleh orang awam, dapat di buktikan secara langsung tanpa menggunakan ritual dan waktu yang lama. Kemampuan keris di golongkan tinggi karena keris tersebut dalam golongan langka dan unik.





Makna Filosofi Keris 


Keris biasanya di buat dengan tujuan tertentu. Dilihat dari cara dan niat pembuatannya keris dapat di bagi atas dua kelompok besar. Yaitu yang pertama adalah keris ageman yang hanya mementingkan keindahan lapis luar, dan yang ke dua adalah keris tayuhan, yang lebih mementingkan magis spiritual atau kekuatan ghaib hakiki.  

Karena perannya sebagai alat simbolik maka keris memiliki katagori agar dapat di golongkan sebagai sebuah keris serta terjaga martabat. Antara lain, pertama keris keris harus terdiri dari dua bagian utama meliputi wilah keris, termasuk pesi dan bagian ganja atau bagian gagangnya. Bagian wilah dan pesi melambangkan ujud lingga, sedangkan bagian ganja melambangkan ujud yoni atau lembut.    

Dalam filosofi jawa, persatuan antara lingga dan yoni merupakan perlambangan harapan atas kesuburan, keabadian, dan kekuatan. Kedua, wilah keris haru selalu membuat sudut terhadap ganja, namun bukan tegak lurus. Menurut para Empu jawa, diartikan sebagai pertanda bahwa apapun pangkat dan kedudukan seseorang harus selalu tunduk kepada Tuhan, dan menghargai sesamanya






Fungsi dari Keris :


a)   Keris sebagai Sipat Kandel

 Meskipun keris di golongkan sebagi senjata tikam, tapi keris di buat 
 bukan semata-mata untuk membunuh. Keris bagi masyarakat jawa lebih 
 bersifat sebagai senjata dalam pengertian simbol spiritual, yakni sipat 
 kandel, dan di bawah ini sedikit cerita tentang keris sebagai sepat kandel


1)      Pada dahulu kala ada seorang Empu yang bernama Jayakanda, di titahkan oleh raja yang bernama ki carubuk,keris tersebut ampuh sekali sehingga segala yang keras sekalipun, kalau di tusuk oleh keris tersebut akan hancur dan mati.


2)      Keris sempaner milik dari Bupati Blambangan, pada suatu hari keris tersebut di bawa ke hutan untuk melawan kerbau,dan banteng. Ketika ke dua hewan tersebut kepalanya di tusuk dengan keris tersebut,seketika itu pula kedua hewan tersebut mati, dan bangkai keduanya tidak boleh di makan.


3)      Pada Zaman dahulu kala ada empu yang bernama Supa dan Pamekasan , keduanya membuat keris  dua macam,yaitu tilam upih dan Waluri. Yang bentuk Tilam upih apabila di tusukkan  ke benda-benda yang keras maka benda-benda tersebut akan rusak dan binasalah benda tersebut,sedangkan yang bebentuk Waluri menimbulkan kaejayaan dan kemakmuran


b)  Keris sebagai kelengkapan busana adat

Selain berfungsi sebagai senjata, baik secara fisik maupun secara spiritual, keris juga merupakan salah satu kelengkapan pakaian adat jawa. Pada masa silam keris dapat berfungsi sebagai benda upacara, sebagai tanda ikatan atau dinasti , sebagai atribut suatu jabatan tertentu, sebagai lambang kekuasaan tertentu, dan sebagai wakil atau urusan pribadi pemiliknya










BAB III

PENUTUP






3.1  Kesimpulan

 Identitas Nasional adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini, tidak hanya mengacu pada individu saja, akan tetapi berlaku juga pada suatu kelompok. 

Kata Identitas berasal dari kata Identitu, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sementara itu kata “nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan. Himpunan kelompok inilah yang kemudian disebut dengan identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.

Identitas Nasional adalah kesatuanyang terikat oleh wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), Kesamaan sejarah sistem hukum/perundung-undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi. Faktor-faktor pendukung kelahiran  identitas nasional ada empat, yaitu primer, pendorong, penarik, reaktif. Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa indonesia yang telah berkembang dari masa sebelumnya bangsa indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.  

     Keris dalam sejarahnya berawal dari belati tikam yang kemudia menjadi purwarupa dari keris itu sendiri di pulau Jawa pada masa Hindu-Buddha yang pada akhirnya memiliki berbagai perubahan dan perumitan pada dinasti-dinasti selanjutnya. Pada saat kerajaan Majapahit melanggengkan politik Nusantaranya, keris ikut dibawa dan akhirnya tersebar ke seluruh wilayah Nusantara di Asia Tenggara. Hal tersebut membuat keris memiliki bentuk dan nilai dengan kekhasan tersendiri dari tiap daerah yang membuatnya dan zaman pembuatannya. Dalam dunia perkerisan perihal khas daerah dan zaman pembuatannya itu disebut sebagai tangguh, berbeda dengan makna tangguh pada bahasa indonesia yang berarti kuat atau kokoh, pada hal ini tangguh merupakan istilah untuk menggolongkan keris.

          Keris adalah senjata tikam khas Indonesia. Berdasarkan dokumen-dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9. Kuat kemungkinannya bahwa keris telah digunakan sebelum masa tersebut. Menteri Kebudyaan Indonesia, Jero Wacik telah membawa keris ke UNESCO dan meminta jaminan bahwa ini adalah warisan budaya Indonesia.




3.2     Saran 


Keris adalah peninggalan leluhur kita yang harus kita jaga,lindungi serta melestarikannya agar budaya bangsa Indonesia tidak hilang di telan oleh perkembangan zaman yang sangat moder ini.Kita sebagi penerus bangsa hendaklah bangga pada semua anugrah yang telah di berikan leluhur kita.Jangan pernah menyerah untuk melestarikan kebudayaan kita yaitu budaya asli Indonesia. 


Dengan adanya makalah ini diharapkan pada para pembaca agar lebih menyadari pentingnya identitas nasional dan karakteristik nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kepada para pembaca, penulis mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun. Terima kasih 









DAFTAR PUSTAKA










 












 





























 

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Alamiah Dasar : Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Ilmu Alamiah Dasar: Isu Lingkungan

Ilmu Alamiah Dasar: Materi dan Energi