Ilmu Alamiah Dasar: Bumi dalam Alam Semesta
BUMI DALAM ALAM SEMESTA
ASAL MULA KEHIDUPAN
Awal
mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama kelamaan
dunia ini penuh dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi ini dan
mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Sejarah kehidupan dibumi
dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi bukti yang paling kuat
untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi. Makroevolusi merupakan
perubahan dalam skala besar diatas tingkatan spesies yang berlangsung
dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan fosil ditemukan tertanam
dalam batuan sediment. Melalui prose alami yang panjang,
sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata
(tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi
ilmuwan untuk menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi kasus yang
mempelajari catatan fosil disebut paleontology. Dibawah ini adalah
beberapa teori asal mula kehidupan dibumi.
Bumi
kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang secara
perlahan – lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin sehingga
pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang
berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang
berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut
litosfer.
Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup melangsungkan
kehidupannya disebut biosfer. Dalam kehidupan makhluk hidup tersebut,
terbentuk suatu sistem hubungan antara makhluk hidup dengan materi dan
energi yang mengelilinginya.
Ciri – ciri sebuah benda hidup atau makhluk hidup ialah Sebagai Berikut :
1. Melakukan pertukaran zat atau metabolisme, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
2. Tumbuh atau bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.
3. Melakukan reproduksi atau berkembangbiak.
4. Memiliki irabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi
terhadap rangsangan itu.
5. Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Secara
perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin
sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang
berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas
disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat
ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang
beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu
kita sebut biosfer.
Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai teori awal mula kehidupan di dunia. Namun semuanya belum dapat memberikan jawaban yang pasti. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap awal mula kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos belaka.
A. Macam-Macam Teori Tentang Asal-Usul Adanya Kehidupan Di Bumi Beserta Pencetus Teori Tersebut :
Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:
1. Kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas)
2. Kehidupan muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)
3. Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
4. Kehidupan datang di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan)
5. Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)
a. Teori Generatio Spontanea
Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni).
b. Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.
c. Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba” tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai selaput sel primitif yang memberi stabilitas pada koaservat.
B. Membedakan Dengan Jelas Teori Abiogenesis Dengan Biogenesis
1. Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama beberapa abad.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan.
2. Teori Biogenesis
a. Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
· Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
· Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
· Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
· Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
· Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
· Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.
b. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
· Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
· Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian
dipanaskan Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari
kemudian hasilnya sebagai berikut.
· Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
· Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
c. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan : omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
C. Menjelaskan Kembali Berbagai Macam Percobaan Yang Dilakukan Para Ilmuwan Pencetus Teori Asal Mula Kehidupan Dibumi
a. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filsafat dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati dan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Beberapa ahli penganut teori abiogenesis adalah John Needham, Antonie Van Leeuwenhoek, dan Van Helmot. Kemudian pada abad ke-17 Antonie Van Leeuwenhoek berhasil menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis hasil pengamatan Antonie Van
b. Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Tokoh-tokoh pendukung teori Abiogenesis antara lain Francesco Redi (Italia) Lazzaro Spallanzani ( Italia) dan Louis Pasteur (Prancis), yaitu :
1. Percobaan Francesco Redi (1626-1698) menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples.
Stoples I diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. Stoples II diisi dengan sekerat daging, ditutup dengan kain kasa. Stoples III disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Stoples I pada daging ini tidak ditemukan belatung . Stoples II pada daging terdapat sedikit belatung. Stoples III pada daging terdapat banyak belatung. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa belatung yang terdapat pada daging di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ketika lalat tersebut hinggap disitu.
2. Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-1799) menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Percobaan Spallanzani sebagai berikut :
Labu I dan labu II diisi air kaldu, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Labu I dibiarkan tetap terbuka. Labu II ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Kedua labu tersebut dibiarkan selama ± 1 minggu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut. Labu I air kaldunya menjadi keruh dan berbau busuk. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I banyak mengandung mikroba. Sedangkan labu II air kaldunya tetap jernih. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk). Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
3. Percobaan Louis Pasteur (1822-1895) menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu dengan pipa leher anggsa (berbentuk S).
Langkah-langkah percobaan Pasteur sebagai berikut :
1. Labu disi air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Setelah itu pada gabus
tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
2. Labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air
kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme, namun di bagian leher labu banyak terdapat debu dan partikel-partikel.
3. Labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya
mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara.
4. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari.
5. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi.
6. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
7. Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat
dalam air kaldu akan mati.
Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepermukaan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan. Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham teori baru tentang awal mula makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis.
c. Teori Kreasi Khas (Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (gaib) pada saat istimewa. Segala spesies makhluk hidup saat ini sudah ada sejak dahulu dan masing-masing spesies diciptakan sendiri-sendiri sebagaimana aadanya saat ini. Penganut teori adalah Carolus Linnaeus.
d. Teori Kosmozoon
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan di dunia berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu diperkuat dengan hasil analisis peninggalan peradapan Inca. Pelopor teori ini adalah Arrhenius (1991).
e. Teori Kataklisma
Teori ini menyatakan bahwa segala spesies diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung dalam periode-periode, dimana antara periode satu dengan yang lain terjadi bencana. Bencana itu menghancurkan spesies-spesies sebelumnya dan memunculkan pesies baru. Pelopor teori ini adalah Cuvier.
f. Teori Evolusi Kimia
Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik di atmosfer yang berupa gas-gas seperti metana (CH4), Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan amonia (NH3) yang bereaksi dengan bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar pembangunan kehidupan.
Proses terbentuknya makhluk hidup menurut teori Urey terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1) Tersedianya uap air, metana, hidrogen, dan amonia dalam jumlah yang banyak di atmosfir bumi.
2) Adanya energi yang besar yang berasal dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
kosmis menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk senyawa organik yang lebih besar dan
kompleks.
3) Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
4) Zat hidup yang terbentuk berkembang menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks
dalam waktu jutaan tahun.
g. Teori Evolusi Biologi
Teori evolusi biologi menyatakan bahwa mahluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan (sel). Berdasarkan hasil percobaan Oparin, Haldane, dan Urey, asal usul kehidupan berasal dari sintesis dan akumulasi monemer organik pada kondisi abiotik. Molekul yang dihasilkan secara abiotik ini disebut protobion yang merupakan bentuk sel hidup awal yang belum mampu bereproduksi tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya yang berbeda dari lingkungan sekitarnya
Protobion inilah yang merupakan mahluk hidup pertama yang bersifat hetetrof primer yang hidup secara anaerob. Sel mengalami perkembangan melalui evolusi dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang paling kompleks.
SEL

FUNGSI SEL:
Secara umum fungsi sel yang sekaligus menjadi teori
sel adalah sebagai berikut :
- Sel sebagai unit fungsional tubuh (Teori yang dikemukakan oleh Max schultze)
- Sel sebagai unit struktural tubuh (Teori yang dikemukakan oleh Mathias Jacob Schleiden dan Theodor Schwaan)
- Sel sebagai unit pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (Rudolf Virchow)
- Sel sebagai kesatuan hereditas (pewarisan sifat) yang dapat menurunkan sifatnya kepada keturunannya (Teori ini diperkenalkan oleh Walter Sutton dan Theodor Boveri)
STRUKTUR SEL
DAN BAGIAN – BAGIAN SEL
Berikut adalah penjelasan tentang Bagian-bagian Sel:
1. Membran Sel / Membran plasma
Membran sel
adalah selaput tipis yang merupakan bagian terluar dari sel, membran sel juga
sering disebut plasmalema. Membran sel merupakan bagian yang mengatur hubungan
antara komponen dalam sel dengan lingkungan luar sel. Membran sel terdiri dari
lipid (lemak) berupa fosfolipid, protein, dan karbohidrat dengan
komposisi yang berbeda-beda tergantung jenis selnya. Sesuai dengan namanya,
Fosfolipid (senyawa lemak) disusun oleh fosfat yang bersifat hidrofilik (suka
air) dan lipid yang bersifat hidrofobik (takut air).
Membran sel
disusun oleh setiap fosfolipid yang berpasangan (lemak) sehingga disebut juga
lipid bilayer. Protein yang dimiliki membran sel adalah protein ekstrinsi (perifer)
dan protein intrinsik (integral). Protein ekstrinsi (perifer) adalah
protein yang menempel pada lapisan luar membran, sedangkan protein intrinsik
(integral) adalah protein yang menembus membran. Ikatan antara fosfolipid dan
protein ekstrinsik akan membentuk membran yang disebut lipoprotein. Membran sel
dapat memiliki sifat semipermiabel yaitu mudah dilewati oleh berbagai
komponen, juga dapat bersifat selektif permiabel yang artinya hanya
dapat dilewati oleh ion-ion tertentu saja.
Beberapa fungsi membran sel antara lain adalah sebagai
berikut :
- Melindungi dan membungkus isi sel.
- Memisahkan dan mengontrol hubungan bagian dalam sel dengan linkungan luar.
- Mengatur pertukaran (transportasi) zat dari dalam keluar sel atau sebaliknya.
- Tempat terjadinya reaksi kimia.
2. Sitoplasma (Cairan Sel)
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang
terdapat di dalam membran sel selain inti sel (nukleus). Penyusun utama dari
sitoplasma ada air yang berfungsi sebagai pelarut dan tempat terjadinya reaksi
kimia. Matriks sitoplasma merupakan sitosol(cairan) yang bersifat koloid
(bentuk campuran yang terdiri dari 2 zat yang homogen). Matriks sitoplasma
dapat berubah dari fase gel (semipadat) ke fase sol (cairan). Matriks
sitoplasma memiliki sifat iritabilitas (peka terhadap rangsangan) dan
konduktivitas (mampu memindahkan atau meneruskan rangsangan).
Beberapa fungsi sitoplasma sel antara lain adalah
sebagai berikut :
- Tempat berlangsungnya reaksi kimia dan metabolisme.
- Sebagai tempat menjaga fungsi kehidupan sel.
- Menjaga keadaan di dalam sel.
- Mengatur transpor zat di dalam sel.
- Pembentukan energi.
- Tempat mengontrol pergerakan sel.
Fungsi tersebut dilakukan oleh organel-organel sel.
Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa di dalam sitoplasma terdapat
komponen-komponen padat yang disebut organel sel yang memiliki fungsi khusus
masing-masing. Fungsi sel adalah untuk menunjang kehidupan sel tersebut.
Beberapa Organel sel antara lain :
1. Mitokondria, berfungsi menghasilkan
energi.Lisosom, berfungsi melakukan
pencernaan
dalam sel.
2. Ribosom, berfungsi sebagai tempat
sintesis protein.
3. Retikulum Endoplasma, berfungsi untuk Transportasi berbagai zat di dalam sel.
4. Badan golgi, berfungsi untuk sintesi protein dan berhubungan dengan kerja ribosom dan
retikulum endoplasma.
5. Mikrotubulus, melindungi dan mejaga bentuk sel.
6. Mikrofilamen, berperan dalam proses pergerakan sel.
7. Kloroplas, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan.
8. Sentrosom (Sentriol), sebagai tempat pembelahan sel.
9. dan lain-lain
3. Inti el (Nukleus)

Terdapat beberapa bagian nukleus, yaitu :
a. Nukleolus (Anak Inti)
Nukleolus merupakan struktur berbentuk bulat yang
disusun oleh filamen dan butiran-butiran komponen. Anak inti mengandung RNA,
DNA dan bebrapa protein yang berfungsi dalam perakitan ribosom.
Secara umum fungsi dari Nukleus (Inti Sel) adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai pusat pengatur dan pengendali segala
aktivitas sel.
2. Tempat penyimpanan informasi genetik organisme
tersebut.
3. Memulai dan mengakhiri suatu tindakan yang
dilakukan oleh sel.
4. Tempat terjadinya sebagian proses pembelahan sel.
b. Nukleoplasma (Cairan Inti)
Nukleoplasma merupakan caira kental menyerupai jeli
yang mengandung protein, ion, enzim dan komponen lainnya. Nukleoplasma memiliki
struktur dan fungsi yang kompleks karena banyaknya kandungan komponen yang
dimiliki.
c. Kromatin
Kromatin merupakan untaian benang-benang halus yang
terdapat di dalam inti sel. Kromatin mengandung DNA, yaitu substansi yang
menyimpan segala informasi genetik suatu makhluk hidup. Saat terjadinya
pembelahan sel, kromatin akan memendek, menebal, dan melingkar membentuk
kromosom.
PERKEMBANGBIAKAN
Perkembangbiakan Secara Seksual Dan Aseksual
1). Reproduksi Seksual (Generatif)
Reproduksi
biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks
secara rutin dimana individu organisme baru diproduksi.
Reproduksi
adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya.
Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis:
seksual dan aseksual.
Dalam
reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri
menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,
reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan
tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang
berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual.
Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual,
sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi
secara aseksual.
Pada reproduksi
seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang
berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan
terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
Pada organisme
tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan
gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik
dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut
heterogamet.
Peleburan dua
macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan
peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme
sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya
sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut
anisogamet.
Membedakan
dengan jelas teori abiogenesis dan Biogenesis yaitu dengan teori sebagai
berikut :
Teori ini menyatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau makhluk hidup ada
dengan sendirinya. Teori ini dikenal dengan teori Generation Spontanea.
Tokoh pencetus teori ini yaitu Aristoteles dan John Nedham.
Pada percobaan
Aristoteles, tanah yang direndam air akan muncul cacing. Pada percobaan Nedham,
kaldu direbus dalam wadah selama beberapa menit, setelah itu wadah ditutup
menggunakan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu
tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Teori
Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Tokoh
pencetus teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur. Hasil penelitian Francesco Redi adalah Belatung berasal dari lalat
yang hinggap di daging untuk bertelur.
Macam –Macam Percobaan yang dilakukan Para
Ilmuwan Pencetus Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi
1. Generation
Spontanea
Sebelum abad
17, orang menganggap bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan atau
terbentuk dengan sendirinya.
Contoh: dari
lumpur akan timbul cacing. Paham ini dipelopori oleh Aristoteles.
2.
Cosmozoa
pendapat yang
menyatakan bahwa makhluk hidup di bumi ini berasal dari luar bumi, mungkin dari
planet lain. Benda hidup itu datang dalam bentuk spora yang aktif, jatuh kebumi
lalu berkembang biak.
3. Omne Vivum
ex Ovo
Francisco Redi,
ahli Biologi Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal
dari telur lalat. Kemudian mengemukakan pendapat bahwa dari telur atau Omne
Vivum ex Ovo.
4. Omne Vivum ex
Vivo
Lazarro
Spallanzani, ahli Biologi Italia, dapat membuktikan bahwa mikroorganisme atau
jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu. Bila kalau dididihkan
kemudian ditutup rapat-rapat, maka pembusukan tidak terjadi . ia menyimpulkan
bahwa telur berasal dari jasad hidup.
5. Teori Uray
Harold Uray,
ahli kimia Amerika, mengemukakan bahwa atmosfer Bumi pada mulanya karya akan
gas-gas metan, amoniak, hidrogen, dan air. Zat-zat ini merupakan unsur-unsur
penting dalam tubuh makhluk hidup.
Diduga, karena
adanya energi idari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos,
unsur-unsur itu mengadakan reaksi kimia membantuk zat-zat hidup. Zat hidup yang
mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat
ini setelah berjuta-juta tahun berkembang menjadi organisme.
Perkembangbiakan Aseksual dan Seksual
Pembiakan dapat
berlangsung dengan dua cara yang sangat berpengaruh terhadap kesinambungan
species, yaitu pembiakan secara aseksual dan seksual.
1. Pembiakan
Aseksual
Terjadinya
pembentukan individu baru dari satu induk tanpa melalui
proses
penggabungan
atau perpaduan antara dua sel kelamin.
a. Pembelahan
kembar
Sel membelah
membantuk dua sel anak yang mempunyai jumlah sitoplasma
yang sama.
Contoh: Amoeba,bakteri, ganggang.
b. Kuncup
Cara ini
terdapat pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Inti sel membelah
menjadi dua belah yang sama tetapi sitoplasmanya membelah tidak sama besar.
Bagian kecil
disebut kuncup.
c. Pembentukan
spora
Spora adalah
sel yang sangat kecil, diiputi dinding selulosa yang keras.
Contoh:
bakteri, cendawan, lumut, paku-pakuan.
2. Pembiakan
seksual
Cara ini
berlaku untuk hewan dan tumbuhan. Dengan cara ini, hanya sel-sel yang
khusus saja yang dapat bersatu dalam proses pembuatan. Sel-sel ini disebut
gamet (yunani,gamos, perkawinan). Pada beberapa organisme uniseluler, gameet
berwujud seperti
sel-sel lain dari spesiesnya, sedangkan pada beberapa
organisme multiseluler, gamet berbeda
dari sel-sel lain dalam jumlah kromosomnya.
Perbedaan dan contoh perkembangbiakan secara seksual
dan aseksual
1. Pembiakan
Aseksual
Terjadinya
pembentukan individu baru dari satu induk tanpa melalui
proses penggabungan atau perpaduan antara dua sel kelamin.
Contohnya: lumut, tunas umbi: kentang, tales, dan tunas daun: cocor bebek.
2. Pembiakan
seksual
Cara ini
berlaku untuk hewan dan tumbuhan. Dengan cara ini, hanya sel-sel yang
khusus
saja yang dapat bersatu dalam proses pembuatan. Sel-sel ini disebut
Gamet (yunani,
gamet= perkawinan). Pada beberapa organisme uniseluler,
gameet berwujud seperti sel-sel lain dari spesiesnya, sedangkan pada beberapa
organisme
multiseluler, gamet berbeda dari sel-sel lain dalam jumlah kromosomnya.
Contohnya:
1. pembuahan di
luar tubuh, seperti ikan mas dan katak.
2. pembuahan di
dalam tubuh, seperti ikan paus, dan kucing.
2.) Reproduksi Aseksual (Vegetatif)
Cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel
kelamin jantan dan betina).
Reproduksi Aseksual dibagi menjadi 2 yaitu
Vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.
a. Vegetatif
Alami
Vegetatif Alami
adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain
seperti manusia.
b. Vegetatif
Buatan
Vegetatif
Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak
lain seperti manusia.
Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis,
yaitu Sebagai Berikut :
1. Fisi
Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah
menjadi
dua bagian yang sama.
2. Pembentukan spora
Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi
lingkungan
baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora
dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan
kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri.
3. Pembentukan tunas
Organisme
tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang
akan berkembang dan
kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran
kecil. Kemudian tunas
ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu
baru. Pembentukan
tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata).
4. Fragmentasi
Kadang-kadang
satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian
setiap bagian akan
tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya.
Peristiwa fragmentasi
bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu
kemampuan memperbaiki jaringan atau
organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi
antara lain pada hewan spons
(Porifera), cacing pipih, algae.
5. Propagasi
vegetatif
Istilah
propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji.
Pada
proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut
akan
berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru.
GEOGRAFI KEHIDUPAN
A. Penyebaran Makhluk Hidup
Secara alamiah di alam ini terdapat beraneka ragam
jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di berbagai lapisan biosfer,
seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan udara. Masing-masing
kehidupan berbeda satu sama lain, bahkan makhluk hidup yang terdapat pada satu
lapisan pun masih terdiri atas bermacam jenis. Terjadinya keanekaragaman
makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal, antara lain sebagai berikut.
a. Proses
Perkembangan Makhluk Hidup (Evolusi)
Dalam masa kehidupan suatu jenis makhluk hidup terjadi
proses perkembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih sempurna.
Perubahan tersebut terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama
sekali.
b. Seleksi
Alam
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup
oleh alam sehingga yang tetap tinggal hanyalah makhluk hidup yang mampu
menyesuaikan diri.
c. Penyesuaian
Diri Terhadap Lingkungan (Adaptasi)
Jika suatu makhluk hidup ingin tetap tinggal hidup
maka dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai
contoh, kucing di daerah tropis memiliki bulu yang lebih tipis diban ding kucing
yang hidup di daerah beriklim dingin. Makhluk tersebut dapat dikatakan telah
beradaptasi dengan lingkungannya masing-masing.
Dalam hal penyebaran makhluk hidup, pada masing-masing
lapisan biosfer pun terdapat perbedaan. Bagi kehidupan di darat penyebaran
makhluk hidup dipengaruhi oleh iklim, kesuburan tanah, bentuk permukaan bumi,
ketersediaan air, dan lain-lain. Sebagai contoh, manusia memiliki kecenderungan
untuk menempati suatu daerah yang memiliki kondisi alam yang menguntungkan
baginya sehingga terjadilah pengelompokan penduduk di daerah-daerah yang subur
dengan persediaan air yang cukup.
B. Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata, meliputi daerah
yang luas dan waktunya lama (30 tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut
Klimatologi. Unsur-unsur iklim antara lain meliputi letak garis lintang, letak
tinggi tempat, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, pengaruh arus laut,
pengaruh topografi dan vegetasi. Iklim berdasarkan letak garis lintang disebut
juga iklim matahari.
1. Iklim
Matahari
Iklim matahari disebut juga iklim garis lintang,
karena didasarkan atas letak lintang suatu wilayah di permukaan bumi. Iklim ini
dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a. Iklim tropis, terletak antara 23½º LU –
23½º LS. Cirinya suhu udara selalu tinggi dan
curah hujan juga
tinggi.
b. Iklim sub tropis, terletak antara 23½º
– 40o baik di belahan bumi utara maupun belahan
bumi selatan. Cirinya
tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh sebab itu pada wilayah ini
banyak dijumpai gurun
pasir dan savana.
c. Iklim sedang, terletak antara 40o –
66½º baik di belahan bumi utara mapun belahan bumi
selatan. Cirinya daerah ini
memiliki empat musim, yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi.
d. Iklim dingin atau kutub, terletak antara 66½º
– 90º, baik di belahan bumi utara maupun
belahan bumi selatan. Cirinya
suhu udara sangat dingin.
Berdasarkan klasifikasi ini Indonesia termasuk
beriklim tropis, karena seluruh wilayah Indonesia berada di antara garis balik
utara (23½º LU) dan garis balik selatan (23½º LS). Ingatkah kalian bahwa
Indonesia berada 6º LU s/d 11º LS.
2. Iklim
Yunghuhn
Yunghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan
ketinggian tempat dan tanaman budidaya yang dapat tumbuh di daerah tersebut.
Kita tahu bahwa semakin tinggi tempat maka suhu makin dingin. Oleh sebab itu
tanaman budidaya yang dapat tumbuh akan berbeda-beda. Berikut pembagian iklim
menurut Yunghuhn.
C. Menyebutkan Pembagian Wilayah Untuk Penyebaran Binatang
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh
faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu
dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah.
Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka
persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di
pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di
daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah
hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran
hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun
hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya
dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke
tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran
flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah
persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental,
Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas
dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah
sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia. Kedelapan wilayah
persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
a. Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari
sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang
khas daerah ini adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse,
jerapah. Mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah,
harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di
wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di
Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau
Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan
yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing,
tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
b. Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir
seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan
Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di
pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini
bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya,
menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang
tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara,
binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub.
Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis
tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke
wilayah lainnya.
c. Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika
Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini
adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison,
muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan
yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan
bajing.
d. Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika
.Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar
beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah
ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang
pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat
terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat
beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling,
beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa
e. Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama
Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di
Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan,
gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak
bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya
jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing,
anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan
Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.
f. Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru,
Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini
adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat
beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung
kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya,
kura-kura, ular pitoon.
g. Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di
Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian
daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya
hampir sama dengan wilayah Australian.
h. Wilayah Antartik
Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di
kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu
menahan dingin., misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci
kutub, dan beruang kutub.
EVOLUSI
Pengertian Evolusi adalah Proses perubahan mahluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang kompleks.
Ada dua macam evolusi:
1. Evolusi progresif
Perubahan yang menghasilkan spisies yang memungkinkan melanjutkan
kehidupan selanjutnya
kehidupan selanjutnya
2. Evolusi Regresif
Perubahan yang menghasilkan spesies yang tidak memungkinkan melanjutkan
kehidupan selanjutnya
kehidupan selanjutnya
A. Teori Evolusi Yang Terjadi Pada Makhluk Hidup
Teori tentang evolusi merupakan teori yang tetap
hangat dipertentangkan sampai saat ini. Banyak tokoh yang berpendapat tentang
hal ini, tetapi belum ada satu teori yang dapat menjawab semua fakta dan
kejadian tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa teori dari para
ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi, di antaranya sebagai berikut.
1. Teori
Evolusi Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah seorang filosof yang
berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa
evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam
dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang
lebih kompleks.
2. Teori evolusi Anaximander (500 SM)
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang
berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik
mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
3. Teori Evolusi Empedoclas (495-435 SM)
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia
mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat
sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan
dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna
dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
4. Teori Evolusi Erasmus Darwin (1731-1802)
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles
Robert Darwin, seorang tokoh evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya
adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah
diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudulZoonamia yang menentang teori
evolusi dari Lamarck.
5. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788)
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang
terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan
variasi.
6. Teori Evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal
dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles of
Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat
bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang
lama.
7. Teori Evolusi Jean Baptise De Lamarck
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang
ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya
dalam bukunya berjudul “Philoshopic”.
8. Teori Evolusi Charles Robert Darwin (1809–1882)
Charles Robert Darwin (1809–1882) adalah seorang
ilmuwan berkebangsaan Inggris yang melakukan pelayaran pada tahum 1831. Dengan
menggunakan kapal HMS Beagel, ia melakukan pelayaran menuju ke Kepulauan
Galapagos, yang merupakan kepulauan terpencil kurang lebih 1050 km dari dari
daratan utama Amerika Serikat. Dalam pelayarannya hingga sampai di Kepulauan
Galapagos tersebut Charles Darwin menemukan dan mengamati berbagai macam burung
Finch yang memiliki berbagai macam bentuk paruh. Perbedaan morfologi tersebut
ternyata menunjukkan adanya hubungan kekerabatan dengan burung yang ada di
Amerika Serikat. Hasil penemuan burung Finch oleh Darwin.
B. Perubahan Pada Makhluk Hidup Yang Disebabkan Oleh Adanya
Adaptasi Dan Seleksi Alam
Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu populasi
yang berlangsung secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat
panjang.
Teori evolusi menurut Jean Lamarck
– Evolusi organik terjadi karena
perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pengaruh lingkungannya dapat
diturunkan.
– Organ yang mengalami perubahan karena terus
menerus dipakai akan berkembang makin
sempurna dan organ yang tidak diperlukan
lagi lama kelamaan perkembangannya menurun
dan akhirnya rudiment atau atrofi.Teori
Lamarck disanggah Weismann.
Teori evolusi menurut Charles Darwin
– Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari
spesies-spesies sebelumnya.
– Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya
mekanisme evolusi.
a. Ciri-ciri proses evolusi
1. Evolusi adalah perubahan dalam satu
populasi BUKAN perubahan individu.
2. Perubahan yang terjadi hanya frekuensi
gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar sifat
gen tidak berubah.
3. Evolusi memerlukan penyimpangan genetik
sebagai bahan mentahnya. Dengan kata lain
harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
4. Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh
lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga
evolusi adalah perubahan yang
selektif.
b. Faktor perubahan
1. Mutasi gen maupun mutasi kromosom
menghasilkan bahan mentah untuk evolusi. Tetapi
Darwin sendiri sebenarnya
tidak mengenal mutasi ini, sementara mutasi merupakan peristiwa
yang sangat penting yang
mendukung keabsahan teori Darwin
2. Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin.
Rekombinasi dari hasil-hasil
mutasi memperlengkap bahan mentah
untuk evolusi.
c. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh.
Struktur tubuh. atau alat-alat
tubuh organisme terhaclap lingkungannya. Kamu
dengan mudah dapat mengamati adaptasi
morfologi karena perubahan yang terjadi
merupakan perubahan bentuk luar.
d. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat
tubuh organisme terhadap
lingkungannya. Kamu tidak mudah mengamati adaptasi
fisiologi karena adaptasi
fisiologi menyangkut fungsi alat-alat tubuh yang
umumnya terletak di bagian dalam tubuh.
e. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme
terhadap lingkungan dalam bentuk
tingkah laku.
f. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah proses di alam. Misalnya perubahan
lingkungan, Persaingan
antarorganisme, dan proses makan dimakan, yang dapat
memilih organisme yang dapat
bertahan hidup atau tidak dapat bertahan hidup di
alam.
Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya
seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura
tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang hidup di pulau yang
dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta
dilindungi oleh duri yang keras dan kaku. Organisme yang berhasil lolos dari
seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya. organisme yang tidak
berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah. Contoh organisme yang punah karena
seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha menjelaskan punahnya
dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena jutaan
tahun yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan
hebat yang mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu
tersebut menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat
melakukan fotosintesis. Akibatnya, banyak tumbuhan mati. Dinosaurus yang
herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati. Dinosaurus pemakan daging yang
tidak mendapat mangsa akhirnya punah.
C. Contoh Makhluk Hidup Yang Mengalami Perubahan Atau Evolusi
Karena Adaptasi Dan Seleksi Alam
Bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri,
sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh
dari makhluk hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin
lama dapat berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut.
Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi makin lama
akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah mengalami perubahan dan
sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada
lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter
yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat
perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari
generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul
makhluk hidup yang lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan
Lamarck tersebut dikenal dengan use and disuse.
Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher
jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu
ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya
dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan.
Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher
jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru
yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga
jerapah sekarang berleher panjang.
NAMA: VANYA AMANDA SETYAWANTI
KELAS: 1DA01
NPM: 47218204
UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR PUSTAKA
- https://intanayuda8.wordpress.com/category/ilmu-alamiah-dasar/ilmu-alamiah-dasar-3/
- http://elisabethvdgustanhai.blogspot.com/2016/08/materi-ilmu-alamiah-dasar-bab-1-bab-5.html
- http://pintarsains.blogspot.com/2011/09/pengertian-evolusi-adalah.html
Comments
Post a Comment