Ilmu Alamiah Dasar: Bumi dalam Alam Semesta

BUMI DALAM ALAM SEMESTA


 ASAL MULA KEHIDUPAN
Awal mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama kelamaan dunia ini penuh dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Sejarah kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi bukti yang paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi. Makroevolusi merupakan perubahan dalam skala besar diatas tingkatan spesies yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan fosil ditemukan tertanam dalam batuan sediment. Melalui prose alami yang panjang, sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata (tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi ilmuwan untuk menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi kasus yang mempelajari catatan fosil disebut paleontology. Dibawah ini adalah beberapa teori asal mula kehidupan dibumi.
Bumi kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang secara perlahan – lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.
       Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup melangsungkan kehidupannya disebut biosfer. Dalam kehidupan makhluk hidup tersebut, terbentuk suatu sistem hubungan antara makhluk hidup dengan materi dan energi yang mengelilinginya.
Ciri – ciri sebuah benda hidup atau makhluk hidup ialah Sebagai Berikut :
1.  Melakukan pertukaran zat atau metabolisme, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
2.  Tumbuh atau bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.
3.  Melakukan reproduksi atau berkembangbiak.
4.  Memiliki irabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi 
     terhadap rangsangan itu.
5.  Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut biosfer. 

Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai teori awal mula kehidupan di dunia. Namun semuanya belum dapat memberikan jawaban yang pasti. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap awal mula kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos belaka.

A. Macam-Macam Teori Tentang Asal-Usul Adanya Kehidupan Di Bumi Beserta Pencetus Teori Tersebut :
 
Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:

1.  Kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas)
2.  Kehidupan muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)
3.    Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
4.    Kehidupan datang di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan)
5.    Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)

a.   Teori Generatio Spontanea
Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni).

b.  Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.

c.   Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba” tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai selaput sel primitif yang memberi stabilitas pada koaservat.

B.   Membedakan Dengan Jelas Teori Abiogenesis Dengan Biogenesis

1.    Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama beberapa abad.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan.

2.   Teori Biogenesis

a.    Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
·           Labu I    :  diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
·           Labu II   :  diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
·           Labu III  :  diisi daging segar dan ditutup rapat

Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
·         Labu I    :  dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
·         Labu II   :  dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
·         Labu III  :  dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung

Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.

b.    Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
·  Labu I   : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
·  Labu II  : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian
                   dipanaskan Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari
                   kemudian hasilnya sebagai berikut.
·  Labu I   : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
·  Labu II  : tetap jernih, tidak mengandung mikroba

Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).

c.    Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang  disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.

Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.

Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan : omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
 
C.  Menjelaskan Kembali Berbagai Macam Percobaan Yang Dilakukan Para Ilmuwan Pencetus Teori Asal Mula Kehidupan Dibumi

a.    Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filsafat dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati dan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Beberapa ahli penganut teori abiogenesis adalah John Needham, Antonie Van Leeuwenhoek, dan Van Helmot. Kemudian pada abad ke-17 Antonie Van Leeuwenhoek berhasil menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis hasil pengamatan Antonie Van

b.    Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Tokoh-tokoh pendukung teori Abiogenesis antara lain Francesco Redi (Italia) Lazzaro Spallanzani ( Italia) dan Louis Pasteur (Prancis), yaitu :

1. Percobaan Francesco Redi (1626-1698) menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples.

Stoples I diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. Stoples II diisi dengan sekerat daging, ditutup dengan kain kasa. Stoples III disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Stoples I pada daging ini tidak ditemukan belatung . Stoples II pada daging terdapat sedikit belatung. Stoples III pada daging terdapat banyak belatung. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa belatung yang terdapat pada daging di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ketika lalat tersebut hinggap disitu.

2. Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-1799) menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. 

Percobaan Spallanzani sebagai berikut :
Labu I dan labu II diisi air kaldu, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Labu I dibiarkan tetap terbuka. Labu II ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Kedua labu tersebut dibiarkan selama ± 1 minggu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut. Labu I air kaldunya menjadi keruh dan berbau busuk. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I banyak mengandung mikroba. Sedangkan labu II air kaldunya tetap jernih. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk). Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.

3.    Percobaan Louis Pasteur (1822-1895) menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu dengan pipa leher anggsa (berbentuk S). 

Langkah-langkah percobaan Pasteur sebagai berikut :

1. Labu disi air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Setelah itu pada gabus
    tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
2. Labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air
    kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung
    mikroorganisme, namun di bagian leher labu banyak terdapat debu dan partikel-partikel.
3. Labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya
    mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara.
4. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari.
5. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi.
6. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
7. Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat
    dalam air kaldu akan mati.

Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepermukaan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan. Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham teori baru tentang awal mula makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis.

c. Teori Kreasi Khas (Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (gaib) pada saat istimewa. Segala spesies makhluk hidup saat ini sudah ada sejak dahulu dan masing-masing spesies diciptakan sendiri-sendiri sebagaimana aadanya saat ini. Penganut teori adalah Carolus Linnaeus.

d.    Teori Kosmozoon
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan di dunia berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu diperkuat dengan hasil analisis peninggalan peradapan Inca. Pelopor teori ini adalah Arrhenius (1991).

e.    Teori Kataklisma
Teori ini menyatakan bahwa segala spesies  diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung dalam periode-periode, dimana antara periode satu dengan yang lain terjadi bencana. Bencana itu menghancurkan spesies-spesies sebelumnya dan memunculkan pesies baru. Pelopor teori ini adalah Cuvier.

f.    Teori Evolusi Kimia
Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik di atmosfer yang berupa gas-gas seperti metana (CH4), Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan amonia (NH3) yang bereaksi dengan bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar pembangunan kehidupan.

Proses terbentuknya makhluk hidup menurut teori Urey terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1)   Tersedianya uap air, metana, hidrogen, dan amonia dalam jumlah yang banyak di atmosfir bumi.
2)   Adanya energi yang besar yang berasal dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
      kosmis menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk senyawa organik yang lebih besar dan
      kompleks.
3)  Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
4)   Zat hidup yang terbentuk berkembang menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks
      dalam waktu jutaan tahun.

g.    Teori Evolusi Biologi
Teori evolusi biologi menyatakan bahwa mahluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan (sel). Berdasarkan hasil percobaan Oparin, Haldane, dan Urey, asal usul kehidupan berasal dari sintesis dan akumulasi monemer organik pada kondisi abiotik. Molekul yang dihasilkan secara abiotik ini disebut protobion yang merupakan bentuk sel hidup awal yang belum mampu bereproduksi tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya yang berbeda dari lingkungan sekitarnya
Protobion inilah yang merupakan mahluk hidup pertama yang bersifat hetetrof primer yang hidup secara anaerob. Sel mengalami perkembangan melalui evolusi dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang paling kompleks.




 SEL 


Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup dalam tingkatan organisasi kehidupan. Kata Sel berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Cellula” atau “cella”  yang artinya ruang kosong.   Tubuh dari organisme terdiri dari sistem organ, sistem organ disusun oleh organ, organ dibentuk oleh jaringan, dan jaringan dibentuk dari sel. Intinya setiap makhluk hidup memiliki sel yang menjadi penyusun dasar tubuh mereka. Sel mengatur dan mengolah semua informasi sehingga dapat menjalankan fungsi kehidupan pada makhluk hidup.  




FUNGSI SEL: 


Secara umum fungsi sel yang sekaligus menjadi teori sel adalah sebagai berikut :
  • Sel sebagai unit fungsional tubuh (Teori yang dikemukakan oleh Max schultze)
  • Sel sebagai unit struktural tubuh (Teori yang dikemukakan oleh Mathias Jacob Schleiden dan Theodor Schwaan)
  • Sel sebagai unit pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (Rudolf Virchow)
  • Sel sebagai kesatuan hereditas (pewarisan sifat) yang dapat menurunkan sifatnya kepada keturunannya (Teori ini diperkenalkan oleh Walter Sutton dan Theodor Boveri)

STRUKTUR SEL DAN BAGIAN – BAGIAN SEL

Berikut adalah penjelasan tentang Bagian-bagian Sel:

1. Membran Sel / Membran plasma

Membran sel adalah selaput tipis yang merupakan bagian terluar dari sel, membran sel juga sering disebut plasmalema. Membran sel merupakan bagian yang mengatur hubungan antara komponen dalam sel dengan lingkungan luar sel. Membran sel terdiri dari lipid (lemak) berupa fosfolipid, protein, dan karbohidrat dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung jenis selnya. Sesuai dengan namanya, Fosfolipid (senyawa lemak) disusun oleh fosfat yang bersifat hidrofilik (suka air) dan lipid yang bersifat hidrofobik (takut air).

 
Membran sel disusun oleh setiap fosfolipid yang berpasangan (lemak) sehingga disebut juga lipid bilayer. Protein yang dimiliki membran sel adalah protein ekstrinsi (perifer) dan protein intrinsik (integral). Protein ekstrinsi (perifer) adalah protein yang menempel pada lapisan luar membran, sedangkan protein intrinsik (integral) adalah protein yang menembus membran. Ikatan antara fosfolipid dan protein ekstrinsik akan membentuk membran yang disebut lipoprotein. Membran sel dapat memiliki sifat semipermiabel yaitu mudah dilewati oleh berbagai komponen, juga dapat bersifat selektif permiabel yang artinya hanya dapat dilewati oleh ion-ion tertentu saja.

Beberapa fungsi membran sel antara lain adalah sebagai berikut :
  • Melindungi dan membungkus isi sel.
  • Memisahkan dan mengontrol hubungan bagian dalam sel dengan linkungan luar.
  • Mengatur pertukaran (transportasi) zat dari dalam keluar sel atau sebaliknya.
  • Tempat terjadinya reaksi kimia.
2. Sitoplasma (Cairan Sel)
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang terdapat di dalam membran sel selain inti sel (nukleus). Penyusun utama dari sitoplasma ada air yang berfungsi sebagai pelarut dan tempat terjadinya reaksi kimia. Matriks sitoplasma merupakan sitosol(cairan) yang bersifat koloid (bentuk campuran yang terdiri dari 2 zat yang homogen). Matriks sitoplasma dapat berubah dari fase gel (semipadat) ke fase sol (cairan). Matriks sitoplasma memiliki sifat iritabilitas (peka terhadap rangsangan) dan konduktivitas (mampu memindahkan atau meneruskan rangsangan). 

Beberapa fungsi sitoplasma sel antara lain adalah sebagai berikut : 
  • Tempat berlangsungnya reaksi kimia dan metabolisme.
  • Sebagai tempat menjaga fungsi kehidupan sel.
  • Menjaga keadaan di dalam sel.
  • Mengatur transpor zat di dalam sel.
  • Pembentukan energi.
  • Tempat mengontrol pergerakan sel.
Fungsi tersebut dilakukan oleh organel-organel sel. Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa di dalam sitoplasma terdapat komponen-komponen padat yang disebut organel sel yang memiliki fungsi khusus masing-masing. Fungsi sel adalah untuk menunjang kehidupan sel tersebut. Beberapa Organel sel antara lain : 
   1. Mitokondria, berfungsi menghasilkan energi.Lisosom, berfungsi melakukan pencernaan 
       dalam sel.  
   2. Ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein.

   3. Retikulum Endoplasma, berfungsi untuk Transportasi berbagai zat di dalam sel. 
   4. Badan golgi, berfungsi untuk sintesi protein dan berhubungan dengan kerja ribosom dan 
        retikulum endoplasma. 
   5. Mikrotubulus, melindungi dan mejaga bentuk sel. 
   6. Mikrofilamen, berperan dalam proses pergerakan sel. 
   7. Kloroplas, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan. 
   8. Sentrosom (Sentriol), sebagai tempat pembelahan sel. 
   9. dan lain-lain 
 
3. Inti el (Nukleus) 

Inti sel adalah bagian yang umumnya berbentuk bulat atau lonjong dan sering terletak di tengah sel atau di tepi sel. Nukleus merupakan bagian terpenting dari kehidupan sel. Nukleus memiliki fungsi utama sebagai pusat pengendali segala aktivitas sel. Nukleus sel dilindungi oleh sebuah dinding yang menyerupai membran sel. Struktur pelindung ini disebut membran inti.


Terdapat beberapa bagian nukleus, yaitu : 

a. Nukleolus (Anak Inti)
Nukleolus merupakan struktur berbentuk bulat yang disusun oleh filamen dan butiran-butiran komponen. Anak inti mengandung RNA, DNA dan bebrapa protein yang berfungsi dalam perakitan ribosom.
Secara umum fungsi dari Nukleus (Inti Sel) adalah sebagai berikut : 
   1. Sebagai pusat pengatur dan pengendali segala aktivitas sel. 
   2. Tempat penyimpanan informasi genetik organisme tersebut.


   3. Memulai dan mengakhiri suatu tindakan yang dilakukan oleh sel.
   4. Tempat terjadinya sebagian proses pembelahan sel.
 


b. Nukleoplasma (Cairan Inti)

Nukleoplasma merupakan caira kental menyerupai jeli yang mengandung protein, ion, enzim dan komponen lainnya. Nukleoplasma memiliki struktur dan fungsi yang kompleks karena banyaknya kandungan komponen yang dimiliki.  
 

c. Kromatin

Kromatin merupakan untaian benang-benang halus yang terdapat di dalam inti sel. Kromatin mengandung DNA, yaitu substansi yang menyimpan segala informasi genetik suatu makhluk hidup. Saat terjadinya pembelahan sel, kromatin akan memendek, menebal, dan melingkar membentuk kromosom.


PERKEMBANGBIAKAN 


Perkembangbiakan Secara Seksual Dan Aseksual


    1). Reproduksi Seksual (Generatif)


Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks secara rutin dimana individu organisme baru diproduksi.

Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.


Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.

Pada reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.

Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.

Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.

Membedakan dengan jelas teori abiogenesis dan Biogenesis yaitu dengan teori sebagai berikut :

Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal dengan teori Generation Spontanea. Tokoh pencetus teori ini yaitu Aristoteles dan John Nedham.

Pada percobaan Aristoteles, tanah yang direndam air akan muncul cacing. Pada percobaan Nedham, kaldu direbus dalam wadah selama beberapa menit, setelah itu wadah ditutup menggunakan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.

Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Tokoh pencetus teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Hasil penelitian Francesco Redi adalah Belatung berasal dari lalat yang hinggap di daging untuk bertelur.

Macam –Macam  Percobaan yang dilakukan Para Ilmuwan Pencetus Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi

1. Generation Spontanea
Sebelum abad 17, orang menganggap bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh: dari lumpur akan timbul cacing. Paham ini dipelopori oleh Aristoteles.

 2. Cosmozoa  
pendapat yang menyatakan bahwa makhluk hidup di bumi ini berasal dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup itu datang dalam bentuk spora yang aktif, jatuh kebumi lalu berkembang biak.

3. Omne Vivum ex Ovo
Francisco Redi, ahli Biologi Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat. Kemudian mengemukakan pendapat bahwa dari telur atau Omne Vivum ex Ovo.

4. Omne Vivum ex Vivo
Lazarro Spallanzani, ahli Biologi Italia, dapat membuktikan bahwa mikroorganisme atau jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu. Bila kalau dididihkan kemudian ditutup rapat-rapat, maka pembusukan tidak terjadi . ia menyimpulkan bahwa telur berasal dari jasad hidup.

5. Teori Uray
Harold Uray, ahli kimia Amerika, mengemukakan bahwa atmosfer Bumi pada mulanya karya akan gas-gas metan, amoniak, hidrogen, dan air. Zat-zat ini merupakan unsur-unsur penting dalam tubuh makhluk hidup.
Diduga, karena adanya energi idari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos, unsur-unsur itu mengadakan reaksi kimia membantuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat ini setelah berjuta-juta tahun berkembang menjadi organisme.

Perkembangbiakan Aseksual dan Seksual
Pembiakan dapat berlangsung dengan dua cara yang sangat berpengaruh terhadap kesinambungan species, yaitu pembiakan secara aseksual dan seksual.
 
1. Pembiakan Aseksual
    Terjadinya pembentukan individu baru dari satu induk tanpa melalui 
    proses penggabungan 
    atau perpaduan antara dua sel kelamin.

    a. Pembelahan kembar
         Sel membelah membantuk dua sel anak yang mempunyai jumlah sitoplasma 
        yang sama. 
        Contoh: Amoeba,bakteri, ganggang.

    b. Kuncup
         Cara ini terdapat pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Inti sel membelah 
        menjadi dua belah yang sama tetapi sitoplasmanya membelah tidak sama besar.
        Bagian kecil disebut kuncup.

    c. Pembentukan spora
         Spora adalah sel yang sangat kecil, diiputi dinding selulosa yang keras. 
        Contoh: bakteri, cendawan, lumut, paku-pakuan.

2. Pembiakan seksual
     Cara ini berlaku untuk hewan dan tumbuhan. Dengan cara ini, hanya sel-sel yang 
     khusus saja yang dapat bersatu dalam proses pembuatan. Sel-sel ini disebut 
     gamet (yunani,gamos, perkawinan). Pada beberapa organisme uniseluler, gameet 
     berwujud seperti sel-sel lain dari spesiesnya, sedangkan pada beberapa 
     organisme multiseluler, gamet berbeda dari sel-sel lain dalam jumlah kromosomnya.

Perbedaan dan contoh perkembangbiakan secara seksual dan aseksual

1. Pembiakan Aseksual
    Terjadinya pembentukan individu baru dari satu induk tanpa melalui 
    proses penggabungan atau perpaduan antara dua sel kelamin.
    Contohnya: lumut, tunas umbi: kentang, tales, dan tunas daun: cocor bebek.

2. Pembiakan seksual
    Cara ini berlaku untuk hewan dan tumbuhan. Dengan cara ini, hanya sel-sel yang 
    khusus saja yang dapat bersatu dalam proses pembuatan. Sel-sel ini disebut
    Gamet (yunani, gamet= perkawinan). Pada beberapa organisme uniseluler, 
    gameet berwujud seperti sel-sel lain dari spesiesnya, sedangkan pada beberapa 
    organisme multiseluler, gamet berbeda dari sel-sel lain dalam jumlah kromosomnya.
    Contohnya:
        1. pembuahan di luar tubuh, seperti ikan mas dan katak.
        2. pembuahan di dalam tubuh, seperti ikan paus, dan kucing.



   2.) Reproduksi Aseksual (Vegetatif)


Cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).

Reproduksi  Aseksual dibagi menjadi 2 yaitu Vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.


a. Vegetatif Alami
     Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain 
     seperti manusia.

b. Vegetatif Buatan
     Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak 
     lain seperti manusia.


Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu  Sebagai Berikut :

1. Fisi
    Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi 
    dua bagian yang sama.

2. Pembentukan spora
    Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan 
    baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora 
    dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan 
    kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri.
 

3. Pembentukan tunas
    Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang 
    akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran 
    kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu 
    baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata).

4. Fragmentasi
    Kadang-kadang satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian 
    setiap bagian akan tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. 
    Peristiwa fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu 
    kemampuan memperbaiki jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi 
    antara lain pada hewan spons (Porifera), cacing pipih, algae.

5. Propagasi vegetatif   
    Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji. 
    Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut 
    akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru.  



GEOGRAFI KEHIDUPAN  

A.    Penyebaran Makhluk Hidup


Secara alamiah di alam ini terdapat beraneka ragam jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di berbagai lapisan biosfer, seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan udara. Masing-masing kehidupan berbeda satu sama lain, bahkan makhluk hidup yang terdapat pada satu lapisan pun masih terdiri atas bermacam jenis. Terjadinya keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal, antara lain sebagai berikut.

     a.   Proses Perkembangan Makhluk Hidup (Evolusi)
Dalam masa kehidupan suatu jenis makhluk hidup terjadi proses perkembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih sempurna. Perubahan tersebut terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama sekali.   

     b.   Seleksi Alam
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup oleh alam sehingga yang tetap tinggal hanyalah makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri.

     c.   Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan (Adaptasi)
Jika suatu makhluk hidup ingin tetap tinggal hidup maka dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai contoh, kucing di daerah tropis memiliki bulu yang lebih tipis diban ding kucing yang hidup di daerah beriklim dingin. Makhluk tersebut dapat dikatakan telah beradaptasi dengan lingkungannya masing-masing.
Dalam hal penyebaran makhluk hidup, pada masing-masing lapisan biosfer pun terdapat perbedaan. Bagi kehidupan di darat penyebaran makhluk hidup dipengaruhi oleh iklim, kesuburan tanah, bentuk permukaan bumi, ketersediaan air, dan lain-lain. Sebagai contoh, manusia memiliki kecenderungan untuk menempati suatu daerah yang memiliki kondisi alam yang menguntungkan baginya sehingga terjadilah pengelompokan penduduk di daerah-daerah yang subur dengan persediaan air yang cukup.

B.   Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim 

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata, meliputi daerah yang luas dan waktunya lama (30 tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi. Unsur-unsur iklim antara lain meliputi letak garis lintang, letak tinggi tempat, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, pengaruh arus laut, pengaruh topografi dan vegetasi. Iklim berdasarkan letak garis lintang disebut juga iklim matahari.

1.     Iklim Matahari
Iklim matahari disebut juga iklim garis lintang, karena didasarkan atas letak lintang suatu wilayah di permukaan bumi. Iklim ini dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a.  Iklim tropis, terletak antara 23½º LU – 23½º LS. Cirinya suhu udara selalu tinggi dan
     curah hujan juga tinggi.
b.  Iklim sub tropis, terletak antara 23½º – 40o baik di belahan bumi utara maupun belahan
     bumi selatan. Cirinya tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh sebab itu pada wilayah ini
     banyak dijumpai gurun pasir dan savana.
c.  Iklim sedang, terletak antara 40o – 66½º baik di belahan bumi utara mapun belahan bumi
     selatan. Cirinya daerah ini memiliki empat musim, yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi.
d.  Iklim dingin atau kutub, terletak antara 66½º – 90º, baik di belahan bumi utara maupun
     belahan bumi selatan. Cirinya suhu udara sangat dingin.

Berdasarkan klasifikasi ini Indonesia termasuk beriklim tropis, karena seluruh wilayah Indonesia berada di antara garis balik utara (23½º LU) dan garis balik selatan (23½º LS). Ingatkah kalian bahwa Indonesia berada 6º LU s/d 11º LS.

2.    Iklim Yunghuhn
Yunghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan tanaman budidaya yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Kita tahu bahwa semakin tinggi tempat maka suhu makin dingin. Oleh sebab itu tanaman budidaya yang dapat tumbuh akan berbeda-beda. Berikut pembagian iklim menurut Yunghuhn.

C.  Menyebutkan Pembagian Wilayah Untuk Penyebaran Binatang

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.

Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.

a.   Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.

b.   Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.

c.   Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

d.   Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa

e.   Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.

f.   Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.

g.   Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah Australian.

h.   Wilayah Antartik
Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin., misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.


EVOLUSI


Pengertian Evolusi adalah Proses perubahan mahluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang kompleks.


Ada dua macam evolusi:
1. Evolusi progresif
    Perubahan yang menghasilkan spisies yang memungkinkan melanjutkan 
    kehidupan selanjutnya

2. Evolusi Regresif

    Perubahan yang menghasilkan spesies yang tidak memungkinkan melanjutkan 
    kehidupan selanjutnya


A.    Teori Evolusi Yang Terjadi Pada Makhluk Hidup

Teori tentang evolusi merupakan teori yang tetap hangat dipertentangkan sampai saat ini. Banyak tokoh yang berpendapat tentang hal ini, tetapi belum ada satu teori yang dapat menjawab semua fakta dan kejadian tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa teori dari para ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi, di antaranya sebagai berikut.

1.     Teori Evolusi Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

2.   Teori evolusi Anaximander (500 SM)
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.

3.   Teori Evolusi Empedoclas (495-435 SM) 
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.

4.   Teori Evolusi Erasmus Darwin (1731-1802)
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudulZoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.

5.   Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788)
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.

6.   Teori Evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.

7.   Teori Evolusi Jean Baptise De Lamarck
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”.

8.   Teori Evolusi Charles Robert Darwin (1809–1882)
Charles Robert Darwin (1809–1882) adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris yang melakukan pelayaran pada tahum 1831. Dengan menggunakan kapal HMS Beagel, ia melakukan pelayaran menuju ke Kepulauan Galapagos, yang merupakan kepulauan terpencil kurang lebih 1050 km dari dari daratan utama Amerika Serikat. Dalam pelayarannya hingga sampai di Kepulauan Galapagos tersebut Charles Darwin menemukan dan mengamati berbagai macam burung Finch yang memiliki berbagai macam bentuk paruh. Perbedaan morfologi tersebut ternyata menunjukkan adanya hubungan kekerabatan dengan burung yang ada di Amerika Serikat. Hasil penemuan burung Finch oleh Darwin.


B.  Perubahan Pada Makhluk Hidup Yang Disebabkan Oleh Adanya Adaptasi Dan Seleksi Alam

Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu populasi yang berlangsung secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat panjang.

Teori evolusi menurut Jean Lamarck
–  Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
    pengaruh lingkungannya dapat diturunkan.
–  Organ yang mengalami perubahan karena terus menerus dipakai akan berkembang makin
    sempurna dan organ yang tidak diperlukan lagi lama kelamaan perkembangannya menurun
    dan akhirnya rudiment atau atrofi.Teori Lamarck disanggah Weismann.

Teori evolusi menurut Charles Darwin
– Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya.
– Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.
 
a. Ciri-ciri proses evolusi
     1.  Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi BUKAN perubahan individu.
     2.  Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar sifat 
          gen tidak berubah.

     3.  Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya. Dengan kata lain 
          harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
     4.  Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga
          evolusi adalah perubahan yang selektif.

b. Faktor perubahan
     1.  Mutasi gen maupun mutasi kromosom menghasilkan bahan mentah untuk evolusi. Tetapi
          Darwin sendiri sebenarnya tidak mengenal mutasi ini, sementara mutasi merupakan peristiwa
          yang sangat penting yang mendukung keabsahan teori Darwin
     2. Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin. Rekombinasi dari hasil-hasil
         mutasi memperlengkap bahan mentah untuk evolusi.

c. Adaptasi morfologi
     Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh. Struktur tubuh. atau alat-alat 
     tubuh organisme terhaclap lingkungannya. Kamu dengan mudah dapat mengamati adaptasi 
     morfologi karena perubahan yang terjadi merupakan perubahan bentuk luar.

d. Adaptasi Fisiologi
     Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh organisme terhadap 
     lingkungannya. Kamu tidak mudah mengamati adaptasi fisiologi karena adaptasi 
     fisiologi menyangkut fungsi alat-alat tubuh yang umumnya terletak di bagian dalam tubuh.

e. Adaptasi tingkah laku
     Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk 
     tingkah laku.

f. Seleksi Alam
    Seleksi alam adalah proses di alam. Misalnya perubahan lingkungan, Persaingan 
    antarorganisme, dan proses makan dimakan, yang dapat memilih organisme yang dapat 
    bertahan  hidup atau tidak dapat bertahan hidup di alam.

Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang hidup di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras dan kaku. Organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya. organisme yang tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah. Contoh organisme yang punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha menjelaskan punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena jutaan tahun yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu tersebut menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya, banyak tumbuhan mati. Dinosaurus yang herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati. Dinosaurus pemakan daging yang tidak mendapat mangsa akhirnya punah.

C. Contoh Makhluk Hidup Yang Mengalami Perubahan Atau Evolusi Karena Adaptasi Dan Seleksi Alam

Bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal dengan use and disuse.

Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.




NAMA: VANYA AMANDA SETYAWANTI
KELAS: 1DA01
NPM: 47218204
UNIVERSITAS GUNADARMA












 
DAFTAR PUSTAKA

  • https://intanayuda8.wordpress.com/category/ilmu-alamiah-dasar/ilmu-alamiah-dasar-3/
  • http://elisabethvdgustanhai.blogspot.com/2016/08/materi-ilmu-alamiah-dasar-bab-1-bab-5.html
  • http://pintarsains.blogspot.com/2011/09/pengertian-evolusi-adalah.html

 



  

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Alamiah Dasar : Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Ilmu Alamiah Dasar: Isu Lingkungan

Ilmu Alamiah Dasar: Materi dan Energi